SAMPANG, koranmadura.com – Kabid Tenaga Kerja Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskop UMTK), Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Bisrul Hafi mengatakan ada orang Sampang mengakui tiga jenazah TKI yang belum teridentifikasi di Batam sebagai keluarganya. Ketiganya diduga berasal dari Kabupaten Sampang, Madura, diduga menjadi korban kapal tenggelam di perairan Tanjung Rhu, Mersing, Johor Baharu, Malaysia pada Senin, 23 Januari 2017 lalu.
“Masih ada tiga jenazah lagi yang belum teridentifikasi oleh tim Disaster Victim Investigation (DVI) dan Biddokkes Polda Kepri di Batam. Di Sampang sudah ada tiga pihak keluarga yang ngaku,” kata Bisrul Hafi, melalui sambungan telepon kepada koranmadura.com, Sabtu, 4 Pebruari 2017.
Bisrul Hafi mengtakan belum teridentifikasinya tiga jenazah tersebut karena kondisi wajah yang dialami korban sudah tidak utuh lagi. Petugas dari Batam berencana akan ke Madura untuk mengambil sampel darah untuk mencocokkan DNA dengan pihak keluarga yang mengaku sebagai keluarganya.
“Untuk sementara pihak keluarga yang ngaku sebagai salah satu pihak keluarga jenazah yang ada di Batam itu berasal dari Kecamatan Ketapang, Camplong, dan Banyuates,” terangnya.
Disisi lain, pihaknya menyatakan TKI ilegal yang sudah resmi terdata dan dipulangkan ke kampung halamannya berjumlah lima orang. Kelima orang itu berasal dari kecamatan yang berbeda-beda, tiga orang dari Kecamatan Ketapang dengan rincian Sayyideh, warga Dusun Jateh, Desa Bire Barat; Muhri (28), warga Dusun Totampe Timur, Desa Bunten Timur, dan Rohemah (24), warga asal Dusun Pancor Barat, Desa Pancor, Kecamatan Ketapang.
Kemudian seorang dari Kecamatan Kedungdung, yaitu Suhana, warga Desa Pasarenan. Satu orang lainnya berasal dari Kecamatan Banyuates, yakni Rosyid, warga Dusun Bringin Koning, Desa Tlagah.
Sekadar diketahui, dalam insiden kapal tenggelam itu, ada sembilan orang TKI ilegal yang diduga berasal dari Kota Sampang, Madura. Sedangkan yang berhasil dipulangkan sebanyak lima orang. Jumlah penumpang di dalam kapal nahas tersebut berjumlah 40 orang. MUHLIS/RAH
