SUMENEP, koranmadura.com – Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Madura, mengklaim telah memiliki “jurus” jitu untuk mengatasi kekurangan guru di lingkungan kabupaten paling timur Pulau Madura. Hanya saja, pihak Disdik masih enggan mengungkapkannya kepada masyarakat luas.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, A. Shadik mengatakan untuk mengatasi kekurangan guru di daerah ini, untuk sementara pihaknya masih akan memaksimalkan tenaga honorer atau kategori dua (K2) yang ada.
Namun ke depan, Shadik mengaku telah memiliki rencana selain memanfaatkan K2. “Saya sudah punya rencana atau kiat-kiat untuk mengatasi kekurangan guru selain memanfaatkan K2. Tapi tidak akan saya sampaikan sekarang,” katanya.
Dia mengakui, dari tahun ke tahun, angka kekurangan guru di Kabupaten Sumenep memang terus meningkat karena belum adanya pengangkatan ASN oleh pemerintah pusat sampai sekarang. Sementara jumlah guru yang ada terus berkurang, baik pensiun atau hal lain.
Dia katakan, saat ini jumlah kekurangan guru masih di angka sekitar 1.600 orang. Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah. Jika tetap tidak ada pengangkatan, lima tahun ke depan, kekurangan guru di Sumenep bisa mencapai 2.500 orang.
“Kalau terus tidak ada pengangkatan, lima tahun ke depan kekurangan guru bisa mencapai 2.500 orang. Setiap tahun, jumlah guru terus menurun karena banyak yang pensiun. Sementara di sisi lain, pengangkatan guru dari pusat, bukan pemerintah daerah,” ucapnya. (FATHOL ALIF/RAH)
