SUMENEP, koranmadura.com –Tahun ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, menghentikan program pengembangan tebu. Salah satu alasanya tidak prospek terhadap perekonomian masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Sumenep, Bambang Heriyanto mengatakan setelah pihaknya melakukan perhitungan, ternyata biaya produksi dengan hasil produksi tebu tak sebanding.
“Biayanya sangat tinggi. Karena hasil produksi tebu itu harus dikirim ke luar Madura. Jadi, untuk sementara, di tahun 2017 ini, kita tidak mengembangkan perkebunan tebu,” katanya kepada wartawan, Senin, 13 Maret 2017.
Selain karena tingginya biaya produksi, ketersediaan lahan di kabupaten paling timur Pulau Madura untuk perkebunan tebu nyaris sudah tidak ada. Jika beberapa tahun lalu masih ada sekitar 100 hektare, tahun lalu sudah tersisa sekitar satu hektare.
Sementara 2017, menurut Bambang, kalaupun lahan perkebunan tebu masih tersisa, itu pun kondisinya sudah tidak bagus. “Makanya, daripada petani tersiksa gara-gara tebu, lebih baik saya hentikan sementara,” ujar dia.
Apalagi kondisi tanah di Sumenep tidak sesuai untuk perkebunan tebu. Menurut Bambang, di daerah ini merupakan lahan produktif. Sehingga tak pas untuk tanaman tebu. “Daripada dimanfaatkan untuk tebu, lebih baik digunakan untuk pertanian yang lebih cepat menghasilkan,” ucapnya. (FATHOL ALIF/RAH)
