SUMENEP, koranmadura.com – Persoalan pengelolaan sampah di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur terus jadi bola liar. Bahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengklaim pedagang kaki lima (PKL) ikut andil menyumbang sampah setiap hari.
“Dimana-mana pasti ada tumpukan sampah meskipun kecil persentasenya,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah P3, DLH Sumenep, Ernawan Utomo, Jum’at, 7 April 2017.
Dia mencontohkan, di area Kantor Disbudparpora Sumenep setiap hari dipastikan ada tumpukan sampah. Sampah itu adalah sampah kering dan sampah basah yang dibuang oleh PKL.
“Kita lihat dan nongkrong pada hari Sabtu. Disitu PKL banyak, mereka membuang sampah,” jelasnya.
Mestinya kata Dia, PKL tidak lagi berjualan di area tersebut, selain masuk area taman bunga, Pemerintah Daerah telah menyediakan tempat PKL permanen di Desa Bangkal, Kecamatan Kota.
Pemerintah Daerah, Jum’at, 8 Juli 2016 resmi merelokasi sebanyak 323 PKL yang biasa mangkal di sekitar taman bunga ke Jalan Agus Salim, depan Lapangan Giling, Desa Bangkal Kecamatan Kota Sumenep. Saat ini PKL telah difasilitasi bangunan permanen oleh Pemerintah Daerah, berupa puja sera yang ditempati sebagai tempat jualan minumam dan tempat PKL.
Dikatakan, pasca relokasi tersebut tidak ada lagi PKL berjualan secara liar di sembarang tempat. Namun faktanya PKL masih banyak yang berjualan diluar tempat yang telah ditentukan pemerintah. Seperti di sebelah barat terminal lama, dan di trotoar Sungai Kebunagung.
Menurut Ernawan, munculnya PKL di sembarang tempat itu karena ketidak tegasan petugas Satuan Polisi Pamong Paraja (Satpol PP). Mestinya mereka dipaksa untuk menempati tempat yang sudah ditentukan pemerintah daerah.
“Bagus program relokasi ini, tapi kemana Satpol PP nya kok mereka tetap ada dan bebas berjualan di sembarang tempat” jelasnya.
Akhirnya kata Ernawan, untuk membersihkan lokasi PKL terpaksa harus menambah jam kerja petugas sampah atau pasukan kuning. “Akhirnya petugas sampah yang satu shif harus dijadikan dua shif,” tegas Ernawan.
Saat ini di Sumenep, volume sampah mencapai 4,2 ton per hari. “Jadi, tinggal mengalikan setiap bulannya itu berapa. Di sisi lain petugas kita hanya 213 orang, armadanya cuma 14 unit trukc dan 2 unit pick up,” jelasnya. (JUNAIDI/BETH)
