SAMPANG, koranmadura.com– Suplai air di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas III B Sampang kini mulai terancam. Pasalnya, dua sumur di dalam Rutan yang biasa digunakan para Narapidana (Napi) kini kondisinya mulai memprihatinkan, air di kedua sumur tersebut mengeruh.
“Maklumlah itu sumur tua peninggalan Masa Belanda. Mungkin sudah perlu diperdalam atau digali sumur yang baru,” kata Gatot Tri Rahardjo, Kepala Rutan kelas IIB Sampang, Jumat 7 April 2017.
Menurutnya, dua sumur tersebut selama ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan, cuci, dan kakus (MCK) para Napi yang jumlahnya mencapai 155 orang. Ia mengaku cukup khawatir dengan keadaan sumur tersebut, pasalnya air keruh yang digunakan para Napi bisa jadi memiliki dampak kurang baik bagi mereka. “Kesehatan mereka adalah tanggungjawab kami, oleh karenanya kami cukup khawatir,” kata Gatot.
Ia berharap pemerintah daerah juga turut memperhatikan kondisi ketersediaan air bersih tersebut, karena warga binaan yang ada di dalam rutan merupakan warga Sampang juga. “Ini juga menyangkut kondisi orang Sampang juga. Jadi kami berharap Pemkab ikut memperhatikan itu, apalagi informasinya sekarang pemkab punya program pengadaan sumur bor. Jadi tidak ada salahnya satu atau dua sumur bor ditempatkan di rutan Sampang,” harapnya.
Meski selama ini Rutan menyediakan air bersih dari PDAM, namun ia mengaku kurang puas karena saluran PDAM seringkali mampet. Oleh karenanya sumur tersebut dirasa sangat penting untuk menjaga ketersediaan air di dalam rutan. “Selain untuk menjaga kesahatan warga binaan, penambahan sumur itu untuk mengantisipasi ketersediaan air disaat musim kemarau,” tandasnya. (MIHLIS/BETH)
