PAMEKASAN, koranmadura.com – Kasus pelecehan seksual di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, kembali terjadi. Kali ini korbannya seorang siswa kelas 1 SMPN di Pamekasan. Sebut saja namanya Bunga, warga Kelurahan Baru Rambat Timur, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.
Kejadian nahas menimpa ketika Bunga berniat baik pada seseorang yang menelponnya dan mengajaknya berkenalan di darat. Tanpa pamit pada orang tua, Bunga langsung nyelonong keluar rumah sendirian. Bunga seperti lupa, bahwa seorang perempuan dilarang keluar rumah seorang diri, tanpa disertai mahrom. Bila aturan Islam ini diabaikan, terbukti nasib sial menimpanya juga.
Menurut Kasubag Humas Polres Pamekasan, AKP Osa Maliki, berdasarkan keterangan orangtua korban, HRM (43), Bunga keluar tanpa pamit yang kemudian diketahui mendatangi suatu tempat yang telah disepakati dengan lelaki yang mengajaknya dalam telpon.
Setelah bertemu dengan pelaku di pinggir jalan, Bunga kemudian dibawa keliling Kota Pamekasan. Sesaat tampak asyik juga dan menyenangkan bagi Bunga bisa jalan-jalan ditemani cowok. Keliling Kota Pamekasan lagi. Sama sekali Bunga tidak menyadari niat busuk lelaki yang memboncengnya itu. Sampai suatu waktu, seusai keliling Kota Pamekasan, pelaku langsung membawa korban ke area persawahan di Desa Sentol, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.
Petaka memalukan itu mulai menyeringai di depan mata Bunga. Di area persawahan itu, Bunga dipaksa buka kerudung, BH, bahkan celana dalamnya dipaksa dilepas oleh lelaki jahannam di depannya. Bunga pun meronta, hendak menyelamatkan diri dari lelaki jahannam itu, namun apa daya, Bunga hanya seorang perempuan yang tidak berdaya. Terima nasib, akibat lalai mengikuti ajaran agamanya, Bunga pun digagahi tanpa ampun oleh lelaki biadab itu. Ya ampun, nyesal sudah tidak ada gunanya lagi, Bunga pun akhirnya pulang ke rumah membawa aib diri dan keluarga.
“Kondisi korban trauma dan mengurung dikamar,” kata Osa Maliki, Sabtu, 8 April 2017.
Osa Maliki lebih lanjut menjelaskan, pelaku ternyata tidak sendiri di TKP. Aksi bejatnya itu dilakukan di hadapan dua temannya. Keduanya terlibat menjadi ‘satpam’ yang memantau keamanan lokasi sekitar saat aksi pemerkosaan itu dilakukan terhadap Bunga.
Masih menurut penjelasan Osa, Bunga pulang ke rumah diantarkan oleh seorang laki-laki dengan mengendarai Satria, setelah sebelumnya sempat dicari-cari oleh orangtua korban dan tetangganya yang panik karena Bunga tak kunjung pulang. Eh, setelah pulang justru menangis-nangis, sehingga mengundang kecurigaan orang-orang yang melihatnya.
Tak ayal, warga pun langsung mencegat lelaki yang mengantarkan Bunga. Lelaki pengantar Bunga itulah yang akhirnya bercerita pada mereka tentang Bunga yang telah tidak perawan lagi, karena telah diperkosa oleh temannya.
“Pada saat itu korban menangis. Warga yang melihat langsung memberhentikan pemuda yang mengantar itu. Kemudian diinterogasi dan pemuda itu mengaku korban diperkosa oleh rekannya,” jelasnya.
Berdasarkan informasi itu, kemudian pemuda yang mengantarkan Bunga digiring ke Polres Pamekasan. “Setelah ada pengakuan, pemuda itu dibawa ke Polres,” ucapnya.
Akhirnya, pelaku diketahui berinisial LKM (25), asal Desa Sentol. Rumahnya tidak jauh dari tempat kejadian perkara. “Kasus ini sudah ditangani penyidik. Kami masih menunggu hasil visum dari RSUD dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan,” ucap Osa Maliki. (RIDWAN/RAH)