SUMENEP, koranmadura.com – Untuk menambah gaung wisata halal yang mulai didengungkan, Pemerintah Kabupaten Sumenep akan menyasar pesantren untuk dijadikan salah satu bagian dari destinasi wisata. Hanya saja, terkait hal ini Pemerintah belum menentukan objek.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumenep, Sufiyanto mengaku sejauh ini pihaknya masih dalam proses memilih beberapa pesantren yang layak “jual” kepad para wisatawan.
Beberapa kriteria pesantren yang akan dijadikan destinasi wisata di antaranya, tempat kaum sarungan menimbah ilmu itu memiliki taman dan pondoknya bagus, termasuk fasilitas di dalamnya seperti toilet.
“Karena nanti (pesantren itu) akan kita jadikan home stay. Mereka (wisatawan) tidak akan diajak menginap di hotel, tapi ke pesantren. Di sana suasananya nyaman. Setiap saat bisa dengar azan dan salat berjemaah,” ujarnya.
Para pelancong yang akan diajak ke sini tidak hanya wisatawan dalam negeri, tapi juga wisatawan manca negara. “Wisman juga boleh. Siapa tahu, mereka bisa jadi muallaf. Kan kita bisa dapat dua keuntungan. Pertama dari sisi pariwisata, terus yang kedua mereka bisa jadi muallaf,” tambah Sofi.
Mantan Kabag Humas dan Protokol Setkab Sumenep itu melanjutkan, sedikitnya Disparbudpora akan mencari tiga pesantren untuk dijadikan objek, mulai dari pesantren modern, semi modern, dan salaf.
Jika rencana ini bisa terealisasi, Sofi memastikan kehadiran wisatawan di lingkungan pondok pesantren tidak akan mengganggu kondusivitas dan aktivitas para santri. “Tidak akan mengganggu. Ini sudah konsep dari konsultan kita tentang wisata pesantren,” ucapnya. (FATHOL ALIF/RAH)
