MALANG, koranmadura.com – Mukri (45), warga Dusun Rambaan, Desa Randugading, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang kritis setelah terkena ledakan petasan yang sedang dibuatnya di rumahnya, Jumat 23 Juni 2017.
Kepala Kepolisian Sektor Tajinan AKP Sony Setiyo Widodo mengatakan, kejadian itu bermula saat Mukri membuat petasan di bagian belakang rumahnya.
Diduga, Mukri yang menjadi korban sekaligus pelaku dalam kejadian itu terlalu kencang memadatkan petasan sehingga membuat gesekan yang menimbulkan ledakan.
“Pas memadatkan petasan, memasukkan sumbu lalu ada gesekan terus meledak,” katanya.
Akibat ledakan itu, korban mengalami luka bakar hampir di seluruh tubuh, mulai dari wajah, lengan hingga kaki. Korban dilarikan ke RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.
“Yang jelas, yang luka wajah. Wajah itu luka bakar, kelopak kedua mata juga. Lengan kanan kiri sobek-sobek, kedua kaki luka-luka,” ungkapnya.
Saat kejadian, hanya ada korban di dalam rumah tersebut sehingga tidak ada korban lain dalam kejadian itu.
Selain menyebabkan korban kritis, atap bagian belakang rumah yang terbuat dari hasbes hancur terkena ledakan.
Hingga saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu, termasuk besaran petasan yang meledak, karena petasan yang sudah selesai proses pembuatannya meledak semua.
“Ini sudah meledak semua,” katanya.
Polisi juga akan menyelidiki serbuk peledak yang dipakai untuk membuat petasan tersebut, termasuk pemasarannya setelah petasan itu selesai dibuat.
“Dapat obat dari mana. Beli atau buat sendiri masih dalam penyelidikan. Dijual atau dipakai sendiri masih dalam pendataan,” katanya. (KOMPAS.com)