SUMENEP, koranmadura.com – Setiap sesuatu, kata Cak Nun harus digunakan sesuai fungsinya. Sebab penyalahgunaan sesuatu pasti akan menimbulkan masalah.
“Kalau pedang jangan digunakan untuk mencangkul. Kalau anda punya jabatan, jangan gunakan untuk mencari kekayaan,” kata suami Novia Kolopaking ini, Rabu malam 30 Mei, 2018 di depan Masjid Agung Sumenep.
“Bupati gajinya sudah jelas. Para ASN gajinya sudah dialokasikan bahkam sampai pensiun. Oleh karenanya jangan sekali-kali gunakan kekuasaan untuk menumpuk kekayaan duniawi,” sambungnya disambut riuh tepuk tangan ribuan hadirin. Bupati Sumenep yang juga hadir di acara ini pun tampak tersenyum.
Menurut budayawan bernama asli MH. Ainun Najib ini, para petani yang dipegang adalah cangkul untuk mencari makan, sementara pejabat memegang pedang untuk menjaga mereka yang sedang mencari makan.
Cak Nun datang ke Sumenep bersama grup musik Kiai Kanjeng yang ia pimpin dalam rangka mengisi acara penutupan Pekan Tilawatil Quran (PTQ) yang digelar oleh RRI bersama Pemkab Sumenep.
Turut hadir dalam acara ini Budayawan Nasional asal Sumenep, D Zawawi Imron. Ia ikut tampil menemani Cak Nun memberikan tausiyah yang oleh Cak Nun sendiri disebut sebagai belajar bareng.
“Kita tidak pernah menyebut acara seperti ini sebagai tausiyah atau penceramah, kita menyebutnya belajar bareng. Karena Indonesia ini memang tidak butuh ceramah atau tausiyah, tapi butuh belajar bareng-bareng dan kebersamaan,” ujarnya. (BETH)