JAKARTA, koranmadura.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan menjadi 25,95 juta orang atau setara 9,82% per Maret 2018. Angka tersebut turun jika dibandingkan posisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkap jurus pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Khususnya dalam lima tahun terakhir. Sebab, angka kemiskinan per Maret 2018 merupakan paling rendah sepanjang sejarah.
“Sebetulnya pemerintah sekarang membuat program kemiskinan itu dari berbagai sudut, yang namanya kemiskinan itu multi dimensional, harus disentuh dari berbagai sisi tidak bisa hanya satu kebijakan,” kata Suhariyanto, seperti dilansir detikcom, Jumat, 10 Agustus 2018.
Suhariyanto mengungkapkan, ada tiga pilar yang ampuh menurunkan angka kemiskinan di Indonesia dan itu dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pertama, adalah membangun infrastruktur secara merata di tanah air.
Infrastruktur yang dimaksud bukan hanya jalan tol, melainkan infrastruktur dasar di semua sektor, seperti sekolah, sanitasi, irigasi, hingga jembatan. “Itu menjadi keharusan, dipilar itu juga dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas artinya sektor yang banyak menyerap tenaga kerja seperti pertanian, industri idealnya tumbuh bagus sehingga dia bisa mengeluarkan orang dari kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja,” ungkap dia.
Pilar yang kedua, kata Suhariyanto adalah mengenai sosial inklusi. Di mana, pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat mulai dari yang miskin, rentan miskin dalam mengakses pendidikan, kesehatan seperti yang dirasakan kelas menengah maupun atas. “Bentuknya apa seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS),” ujar dia.
Sedangkan pilar ketiga, pria yang akrab disapa Kecuk ini mengungkapkan dengan jaring pengaman sosial. Pilar ini pun diterapkan oleh banyak negara termasuk Amerika Serikat (AS).
Jaring pengaman sosial yang dimaksud adalah berupa program bantuan sosial. Dia bilang, di pemerintahan kabinet kerja terdapat program sosial seperti beras sejahtera (rastra), program keluarga harapan (PKH), hingga dana desa. “Jadi kalau dilihat sebetulnya skema kebijakan yang dilakukan pemerintah banyak sekali, dan itu langsung berinteraksi menyebabkan persentase penduduk miskinnya pelan-pelan turun sehingga menjadi 9,82%,” tutup dia. (DETIK.com/ROS/VEM)