KORANMADURA.com – Pulau Jawa menjadi wilayah yang paling banyak ditemukan peredaran uang rupiah palsu. Bareskrim Polri menyebut bahkan telah ditemukan jaringan peredaran uang palsu dalam skala besar.
Kasubdit Uang Palsu Bareskrim Polri Kombes Pol Victor Togi Tambunan menjelaskan sepanjang Januari-Februari 2020, pihaknya bahkan berhasil mengungkapkan jaringan uang palsu di Jakarta, Bekasi, Bogor, Wonosobo, dan Magelang. Ada sekitar 21.700 lembar uang palsu dengan pecahan Rp 50.000, Rp 100.000, dan US$ 100.
“Sampai saat ini paling banyak diungkap di Pulau Jawa, di wilayah (luar Pulau Jawa) ada, tetapi tidak sebanyak yang di Pulau Jawa,” kata Victor di Gedung BI, Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Victor juga menyebut Bareskrim Polri bersama Bank Indonesia (BI) juga telah melakukan pemusnahan pada 50.087 lembar uang palsu denominasi rupiah, yang terdiri atas pecahan Rp 100.000 sampai dengan Rp 100. Uang palsu tersebut merupakan hasil temuan dari proses pengolahan uang dan klarifikasi masyarakat di BI selama Januari 2017 hingga Januari 2018 di Jabodetabek,
“Itu berasal dari uang palsu hasil klarifikasi dari masyarakat ke BI, uang palsu temuan perbankan dari setoran masyarakat, serta uang palsu temuan BI dari hasil setoran perbankan,” kata dia.
Menurut Victor, dalam menindak kasus uang palsu sangat diperlukan kerja sama dan kesadaran dari masyarakat, yang menurutnya hingga saat ini masih rendah. Pasalnya, masyarakat masih enggan atau takut untuk melakukan pelaporan mengenai temuan uang palsu,
“Kami masih mengandalkan penyelidikan kami. Kalau masyarakat aktif memberikan informasi, tentunya kita akan lebih banyak lagi mengungkap peredaran uang palsu,” ujar Victor.
Dia pun memastikan, pihaknya akan terus berupaya dalam mengawasi dan menindak tegas pelaku uang palsu yang meresahkan masyarakat, terlebih sudah mendekati Lebaran dan adanya Pilkada 2020. “Sehingga dikhawatirkan akan ada penyebaran uang palsu,” imbuh dia. (DETIK.com/SOE/VEM)