KORANMADURA.com – Tim Fakultas MIPA Universitas Diponegoro (Undip) Semarang meneliti temuan terowongan peninggalan era kolonial Belanda di Dusun Cokro Kembang, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten. Penelitian itu untuk memetakan terowongan, termasuk berapa jumlah lorongnya.
“Kami dari Fakultas MIPA Jurusan Fisika Bidang Geofisika. Kita meneliti untuk menggambarkan seperti apa bentuk terowongan dan ke mana saja arah terowongannya,” kata pimpinan rombongan, M Sanfi Fakhruddin saat berbincang dengan detikcom di lokasi terowongan, Sabtu (7/3/2020).
Sanfi mengatakan, tim terdiri dari mahasiswa dan dirinya sebagai pendamping mewakili dosen. Tim ke lokasi untuk memetakan detail bentuk terowongan dengan pendekatan Geofisika.
“Dengan metode ini kita pakai mikrotremor. Mikrotremor merupakan salah satu metode seismik pasif dengan menangkap getaran sekitar,” jelas Sanfi.
Getaran yang ada di sekitar terowongan, lanjut Sanfi akan ditangkap seismometer. Data dari seismometer itu akan direkam di dataloger penyimpan data.
“Dari sini kita akan ambil frekuensi dan amplifikasinya. Akan kita olah datanya dengan komputer dan dari komputer bisa kita ketahui bentuk terowongan dan jumlah lorongnya,” imbuh Sanfi.
Selain bisa memetakan bentuk dan jumlah lorong, kata Sanfi, dari metode itu juga bisa diketahui kerentanan seismik, ketahanan bangunan, longsoran atau lainnya. Tergantung apa saja yang akan dikaji.
“Kalau biasanya hasil akan diketahui selang tiga hari. Selama ini hasil maksimal,” lanjut Sanfi.
Pelopor pembukaan terowongan, Danang Heri Subiantoro (53) menjelaskan Tim Undip itu ke lokasi untuk riset sesuai rekomendasi Undip. Tapi untuk kelanjutan terowongan masih menunggu tim dari Pemkab Klaten.
“Jadi selain meneliti bentuk, kita juga menunggu tim Pemkab untuk membuka terowongan jadi objek wisata. Tim sudah dibentuk,” jelas Danang.
Sebelumnya diberitakan, sebuah terowongan kuno diduga peninggalan masa kolonial Belanda ditemukan di bawah permukiman padat penduduk di Dusun Cokro Kembang, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten, Sabtu (18/1/2020). Terowongan itu diperkirakan dibangun bersama dengan Pabrik Gula Cokro Tulung atau sekitar tahun 1840. (DETIK.com/SOE/VEM)