PAMEKASAN, koranmadura.com – Minat baca siswa di Pamekasan, Madura, Jawa Timur masih tergolong rendah.
Menurut Kasi Pembelajaran Pendidikan SMP Disdik setempat, Muhammad Sadikun, salah satu penyebabnya lantaran perpustakaan yang ada di sekolah belum dikelola secara profesional.
“Hampir semua pengelola perpustakaan itu bukan berlatar pendidikan sebagai pustakawan, dia itu hanya staf biasa yang kadang- kadang ditugaskan untuk mengelola perpustakaan. Sehingga pengelolaan perpustakaan belum terkelola secara profesional,” kata Muhammad Sadikun, Kamis, 5 Maret 2020.
Kata Sadikun, sapaan akrab Muhammad Sadikun, setiap sekolah minimal punya 1 orang tenaga perpustakaan yang berlatar pendidikan pustakawan. Di Pamekasan, lanjutnya, ada 187 SMP, baik negeri maupun swasta.
“Nah, kita sebenarnya ingin di setiap sekolah minimal ada seorang pustakawan yang andal. Karena dari 187 SMP di Pamekasan itu belum ada itu pengelola yang memang latar belakangnya pendidikannya pustakawan,” jelasnya.
Jika setiap sekolah memiliki pustakawan yang berlatang pendidikan ilmu perpustakan, maka keberadaan perpustakaan akan sangat bermanfaat untuk pengembangan minat baca siswa. Termasuk buku-buku yang ada akan tertata dengan baik.
“Bedanya ketika dikelola oleh pustakawan, maka buku buku yang dipinjam itu terisdistrubusi secara rata. Kadang anak-anak yang masuk ke perpustakaan hanya itu-itu saja, dan ini sulit untuk dipantau. Tetapi kalau dia ahli dalam mengelola perpustakaan, maka ia bisa menarik anak-anak datang ke perpustakaan,” tegasnya.
Selama ini, kata Sadikun, pihak sekolah terpaksa menggunakan staf atau guru tertentu untuk mengelola perpustakaan. “Kita pernah mengadakan diklat dulu, ya respons dari teman-teman sekolah itu masih belum begitu,” tambahnya. (SUDUR/SOE/DIK)