SAMPANG, koranmadura.com – Menjadi salah satu siswa jurusan IPA, Mohammad Badrut Tamam (18), pelajar kelas XII di SMAN 3 Sampang, asal Jalan Kramat I Gg A, Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Sampang, yang meninggal gantung diri di kamar mandi rumahnya, Jumat 10 April 2020 kemarin sore, ternyata mempunyai sifat pendiam.
“Dia kan anak IPA, dia itu orangnya pendiam, tapi dia siswa yang aktif saat mengikuti pembelajaran di kelasnya. Bahkan kebiasaanya, dia hanya belajar, dan selesai belajar ya pulang. Dan setahu kami, dia jarang nongkrong,” ungkap Soni Hadiantoro selaku Wakasek Humas SMAN 3 Sampang, Sabtu, 11 April 2020.
Meski Mamang sapaan akrab Mohammad Badrut Tamam seorang pendiam, Wakasek ini menyatakan bahwa anak didiknya tersebut akan terbuka dalam segala hal hanya pada wali kelasnya. “Dia terbukanya hanya pada Wali kelasnya,” katanya.
Disisi lain pihaknya mengatakan, almarhum anak didiknya tersebut sebelumnya sudah mengikuti ujian sekolah. Bahkan pihaknya menyatakan waktu kelulusan sekolahnya hanya menunggu rapat internal sekolah.
“Kemarin dia sudah melaksanakan ujina sekolah dan sekarang hanya menunggu rapat kelulusan dari sekolah,” ujarnya.
Terjadi peristiwa tersebut, Pak Soni mengaku bahwa pihak sekolah merasa kaget serta terpukul lantaran telah kehilangan salah satu anak didiknya setelah 20 hari yang lalu ayahnya juga sudah tiada.
“Kalau catatan merah dari perilakunya di sekolah, tidak ada sama sekali. Bahkan saat ayahnya meninggal, teman-temannya dan pihak sekolah menitipkan ibunya ke Badrut Tamam karena dia anak lelaki di keluarganya. Dia anak kedua dari dua bersaudara,” tuturnya.
Sekadar diketahui, Mohammad Badrut Tamam, diketahui mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di kamar mandi. Peristiwa tersebut diketahui ibu dan saudarinya setelah datang bekerja di pasar Srimangunan, pukul 16.30 wib, jumat kemarin sore. (MUHLIS/SOE/VEM)