SAMPANG, koranmadura.com – Menjelang hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah, para abdi negara di wilayah birokrasi Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, tampaknya berada dalam posisi dilema.
Pasalanya, para ASN dilarang mudik ke kampung halamannya. Meski begitu, mereka masih boleh melakukan perjalanan ke luar daerah dengan beberapa persyaratan yang ketat.
Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Sampang, Yuliadi Setiawan menegaskan, pada prinsipnya ASN dilarang mudik. Hal itu sesuai dengan Surat edaran (SE) Kemenpan 11/SE/V/2020. Namun kondisi tersebut juga menjadi dilema dan dijadikan alasan ASN melakukan perjalanan ketika pemerintah pusat memperbolehkan alat transportasi beroperasi kembali di tengah pandemi.
“ASN memang dilarang mudik, tapi terakhir ternyata ada surat dari pusat yaitu tidak memberikan mudik tapi transportasi diperbolehkan. Sehingga ada alasan teman-teman (ASN) melakukan perjalanan,” katanya, Rabu, 20 Mei 2020.
Lebih jauh Aba Wawan sapaan akrab Yuliadi Setiawan menerangkan, saat ini ada kelonggoran yakni dengan sejumlah persyaratan khusus di ataranya ada surat dan izin dari bupati selaku Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK). Kemudian harus sehat yang dibuktikan denga surat dari instansi kesehatan maupun rumah sakit, tujuannya harus jelas yakni mau kemana, berapa hari, tinggal dimana, pulang kapan.
“Dan pulangnya nanti. kita akan jalankan standart protokol covid-19. Nah kalau melanggar ya jelas ada sanksinya. Dan sanksinya tergantung, kalau yang bersangkutan tidak ada izin dan surat keterangan sama sekali, ya sanksinya berat,” jelasnya dengan tegas.
Ditanya soal cuti bersama, Pj Sekda menyatakan ada, yakni pada hari aktif Jumat yang semestinya saat itu masih aktif kerja.
“Jumat kan masuk mestinya, tapi kami bebaskan gak masuk kerja. Kemudian Seninnya tidak masuk juga baru Selasanya masuk. Tapi nanti kami berlakukan sidak di hari masuk pertama kerja itu,” tegasnya.
Menurutnya, meski ada celah kelonggaran, pihaknya tetap menegaskan terdapat sanksi bagi ASN yang melakukan mudik dan melakukan perjalanan tanpa ada surat resmi dan alasan yang jelas.
“Karena khawatir dia membawa (covid-19), dan covid-19 yang ada di luar justru di bawa ke sini,” pungkasnya. (Muhlis/SOE/VEM)