BANGKALAN, koranmadura.com – Pembangunan kios di belakang Stadion Gelora Bangkalan (SGB), Madura, Jawa Timur, dinilai tak layak ditempati. Oleh sebab itu, para Pedagan Kaki Lima (PKL) hingga saat ini menolak untuk direlokasi.
Ach. Annur, salah satu PKL yang akan direlokasi menyampaikan, bangunan yang menelan anggaran Rp 160 juta itu tidak memberikan fasilitas yang baik. Seperti besaran kios tidak layak untuk dijadikan tempat berjualan dan tempat duduk juga yang terbatas.
“Sampai saat ini, PKL sisi selatan stadion Bangkalan tetap menolak relokasi ke belakang stadion. Sebab fasilitas yang diberikan tidak layak untuk kami,” kata dia, Senin 6 September 2021.
Menurut dia, relokasi ke belakang SGB bukan satu-satunya alternatif yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah. Sebab, jika alasannya karena untuk persiapan latihan piala dunia U-20, maka bisa berhenti dalam sementara waktu pada saat latihan berlangsung.
“kalaupun harus ada pembersihan tidak masalah, asalkan ada kompensasi pembangunan ulang. Selama tidak berdagang ada jaminan pemasukan untuk kebutuhan hidup keluarga,” ucap dia.
Ironisnya lagi, menurut informasi yang didapat oleh Ahmad ada beberapa kios di belakang stadion ditempati oleh pedagang luar SGB. Padahal janji awal, kios tersebut diperuntukkan pedagang sisi selatan SGB yang hendak direlokasi.
“Banyak pedagang baru yang ditarik kesana. Bahkan ada isu banyak saudara-saudaranya oknom tertentu dan oknom tertentu punya kapling tempat jualan di belakang, bahkan sangat banyak. Ini saja sudah tidak baik,” cetus dia.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskop UM) Bangkalan, Iskandar Ahadiyat mengaku sudah siap ditempati kios di belakang SGB. Namun, karena masih dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), jadi belum bisa aktif seperti biasa.
“Kita akan tata lagi, insyaallah secepatnya kios akan ditempati,” katanya. (MAHMUD/ROS/VEM)