SAMPANG, koranmadura.com – Mastoki (30), seorang pemuda asal warga Desa Karang Nangger, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, yang nekat mengakhiri hidupnya dengan loncat dari atas Jembatan Suramadu, diduga karena stress usai mengalami kejadian pahit.
Kepala Desa Karang Nangger, Solihin menceritakan, sebelum terjadinya aksi bunuh diri tersebut, Mastoki pernah mengalami peristiwa nahas yaitu terkena gendam di area Suramadu. Sehingga kemudian, Mastoki kehilangan sepeda motor miliknya serta menanggung hutang atas peristiwa tersebut.
“Kejadian nahas warga kami karena kehilangan sepeda motor akibat kenak gendam. Peristiwa itu terjadi dua bulan lalu,” ujar Solihin kepada koranmadura.com, melalui sambungan telepon Whatappsnya, Jumat, 10 September 2021.
Pasca peristiwa itu, pola pikir Mastoki kemudian mengalami perubahan perilaku yang drastis atau stress. Padahal Mastoki mempunyai istri dalam kondisi hamil tua.
“Mastoki baru berkeluarga setahun lebih dan istri masih hamil tua. Sedangkan kerjaannya masih serabutan,” katatanya.
Sebelum berangkat kerja ke Surabaya, Solihin menyatakan, Mastoki meminjam sepeda milik iparnya. Akan tetapi, ketika Mastoki sedang berada di Jembatan Suramadu sempat menghubungi istri dan iparnya.
“Mastoki ini sempat telpon ke iparnya dan meminta sepeda motornya diambil di Suramadu. Nah kalau ke istrinya, saya kurang tau tapi ia juga sempat menelpon istrinya. Sampai pukul 18.15 wib, jazad Mastoki belum ditemukan dan masih terus pencarian sama tim SARS,” ceritanya. Muhlis/DOS/VEM