SUMENEP, koranmadura.com – Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Achmad Fauzi, diwakili Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) membuka kegiatan uji kompetensi wartawan (UKW) yang dilaksanakan SKK Migas-Kangean Energy Indonesia (KEI) bekerja sama dengan Perum LKBN Antara sebagai penguji.
Kegiatan UKW Jenjang Muda dengan tema ‘meningkatkan kompetensi dan profesional wartawa’, itu diselenggarakan selama dua hari, Kamis-Jumat (9-10 Desember) di Sumenep. Sebanyak 24 jurnalis dari berbagai media ikut dalam kegiatan.
Bupati Fauzi dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Diskominfo Sumenep menyampaikan, profesi wartawan adalah profesi mulia, sebuah simbol identi̇tas agar para wartawan selalu lurus menjalankan profesinya sesuai kaidah jurnalistik.
Tugas wartawan tidak sekadar membuat berita yang sensasional, tapi harus tetap mengutamakan fakta dan kebenaran di atas segalanya. Sebab sekali fakta dimanipulasi, berita akan bias.
“Karena itu, wartawan harus memiliki standar kompentensi yang memadai dan disepakati masyarakat pers. Standar kompetensi ini yang bisa menjadi alat ukur profesionalitas wartawan,” ujar Bupati dalam sambutan tertulisnya.
Untuk itulah, orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep ini menyampaikan terima kasih kepada SKK Migas-KEI, sekaligus Perum LKBN Antara, yang telah melaksanakan UKW di kabupaten paling timur Pulau Madura.
“Semoga dengan dilaksanakannya kegiatan UKW ini dapat meningkatkan kualitas dan kompetensi awak media, khususnya di Sumenep, dalam menjalankan tugasnya memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat,” tambahnya.
Manager Public and Government Affair Kangean Energy Indonesia Hanip Suprapto berharap seluruh peserta UKW bisa mengikuti rangkaian UKW dengan baik, dari awal hingga akhur. “Semoga nanti semuanya dinilai kompeten oleh para pengujinya,” ujar dia.
Sementara Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara Akhmad Munir berpesan, agar ketika semua peserta UKW kali ini dinyatakan kompeten, betul-betul dapat merefleksikan semua regulasi yang terkait dengan jurnalistik.
“Artinya, selain menguasai regulasi dan aturan yang ada, teman-teman juga harus bisa mengamalkannya dalam kerja-kerja jurnalistik sehari-hari. Karena itu nanti yang akan membedakan antara wartawan profesional denga wartawan abal-abal,” papar Munir. FATHOL ALIF/ROS/VEM