SAMPANG, koranmadura.com – Bertepatan dengan momentum Hari Nelayan Nasional yang diperingati pada 6 April 2023, masyarakat nelayan di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, masih alami penderitaan lantaran hasil tangkap ikannya tidak sebanding beban biaya operasionalnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Darma Bahari, Suhari, salah seorang nelayan asal Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang. Ia mengakui bahwa saat ini para nelayan belum juga disebut sejahtera lantaran kondisi murahnya harga ikan yang tidak sebanding dengan biaya penangkapannya.
“Memang kondisi harga yang tidak stabil menyebabkan nelayan belum sejahtera, ditambah biaya penangkapannya yang mahal,” akunya, Kamis, 6 April 2023.
Dengan kondisi itu, dirinya berharap kepada pemerintah agar kondisi para nelayan juga ikut diperhatikan serta mendapat pembinaan supaya taraf hidupnya serta perekonomiannya dapat membaik.
“Pendekatan pemerintah kepada para nelayan memang perlu dilakukan, seperti diberikan pembinaan dan bantuan agar kehidupan kami membaik,” ungkapnya berharap.
Sementara Kabid Perikanan Tangkap dan Kenelayanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sampang, Siti Asiya mengatakan bahwa pihaknya mengklaim telah melakukan penyuluhan kepada para nelayan di wilayahnya dengan tujuan agar tidak menangkap ikan dengan jaring terlarang serta dapat meningkatkan produksi hasil tangkap ikannya demi kesejahteraan para nelayan.
“Para nelayan di daerahnya sudah diberikan bantuan alat tangkap ikan. Dan program usaha itu dilakukan agar perekonomian masyarakat nelayan di sana lebih baik. Program itu pun juga dari Kementerian,” katanya.
Akan tetapi, pihaknya mengakui jika Pemkab Sampang sendiri tidak menganggarkan alat bantuan kepada nelayan tahun ini. Oleh sebab itu, pihaknya hanya melakukan penyuluhan terkait larangan pemakaian alat tangkap ikan terlarang.
“Berupa bantuan alat dari Pemkab sendiri tidak menganggarkan, hanya saja diberikan penyuluhan bagi para nelayan,” paparnya. (MUHLIS/DIK)