BANGKALAN, koranmadura.com – Kapolres Bangkalan, Madura, Jawa Timur AKBP Hendro Sukmono menyayangkan aksi demo yang sempat ricuh antara petugas keamanan dan massa aksi dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) beberapa hari yang lalu.
“Akibat ricuh antara kedua belah pihak, massa aksi dan petugas ada yang cidera, petugas dari kami ada yang diinjak kakinya juga. Kami sangat menyayangkan hal ini terjadi,” kata AKBP Hendro, pada Sabtu 3 Mei 2025.
AKBP Hendro menjelaskan, demo HMI yang berujung aksi ricuh pada tanggal 30 April 2025 kemaren berawal dari saling dorong kedua belah pihak, serta mobil komando milik massa aksi yang memaksa masuk ke Mapolres Bangkalan.
“Saat massa aksi memaksa masuk dengan mendorong mobil komando milik massa aksi, sehingga memicu peningkatan eskalsi,” kata dia.
Namun demikian dengan besar hati pihaknya memohon maaf atas terjadinya kericuhan pada aksi demo HMI beberapa hari yang lalu. AKBP Hendro berharap, ke depan aksi demo disampaikan dengan bijak dan sesuai aturan.
“Siapapun yang akan melaksanakan aksi demo kami berharap untuk mematuhi aturan berlaku. Boleh aksi, menyampaikan aspirasi, namun jangan sampai merusak kepentingan umum,” kata dia.
Sebelumnya, Ketua HMI Bangkalan Kresna Bayu, menggelar aksi demonstrasi untuk mempertanyakan pemberantasan tindak kriminal yang terjadi Kota Salak, Bangkalan. Namun di luar dugaan, aksi tersebut berujung ricuh.
“Kami datang untuk menyampaikan aspirasi dengan baik, kemudian berujung ricuh antara kedua belah pihak,” ungkap dia.
Kata Kresna, ada tiga kader HMI yang pingsan dan dilarikan ke Puskesmas akibat ricuh dengan petugas keamanan. Pihaknya meminta pihak kepolisian bertanggungjawab atas tindakan represif tersebut.
“Tuntutan kami menyoal kinerja polisi menangani tindak kriminal dan pencurian, pun juga soal tindakan represif yang dilakukan polisi. Mereka bilang akan bertanggung jawab,” ulasnya. (MAHMUD/BTH)











