BANGKALAN, koranmadura.com – Seorang pegiat TikTok bernama Aruf Kenzo, atau dikenal dengan nama Ma’ruf, melaporkan Wakil Ketua DPRD Bangkalan, H. Fatkurrahman, ke Polres Bangkalan atas dugaan penganiayaan pada Selasa (30/9/2025).
Laporan itu bermula dari insiden yang terjadi di lantai dua kantor dewan. Dalam video yang beredar luas di media sosial, Ma’ruf mengaku mengalami kekerasan fisik oleh Ji Kur, sapaan akrab H. Fatkurrahman, saat mengunjungi kantor dewan.
Menurut penuturan Ma’ruf, dirinya datang untuk menyampaikan aspirasi terkait dunia pendidikan. Namun, ketika hendak mengangkat telepon di luar ruangan, ia bertemu dengan Ji Kur dan situasi memanas.
“Saya dibentak, topi saya dilepas, lalu rambut saya dijambak dan dipaksa masuk ke ruangan,” ucapnya dalam video yang diambil koranmadura.com pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Ia juga menuturkan, Ji Kur menuduhnya menyebarkan fitnah dan informasi palsu. Bahkan, Ma’ruf mengaku sempat diancam akan dibunuh, yang membuatnya memutuskan menempuh jalur hukum.
“Saya langsung ke Polres dan divisum. Masih ada bekas merah di bagian belakang leher saya,” tambahnya.
Sementara itu, H. Fatkurrahman membantah tudingan penganiayaan tersebut. Menurutnya, laporan soal cekikan dan memar yang dituduhkan tidak sesuai kenyataan.
“Saya hanya mengambil topinya dan menarik rambutnya, tidak lebih,” jelasnya kepada wartawan.
Ia menjelaskan, tindakannya dilakukan karena emosi yang memuncak. Ia menilai Ma’ruf selama ini sering menyebar hoaks dan memecah belah masyarakat sejak masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
“Sudah sering saya tegur secara baik-baik, tetapi tidak digubris. Saat itu saya spontan, bukan niat menganiaya,” katanya lagi.
Anggota fraksi PDI Perjuangan ini juga menegaskan siap menjalani pemeriksaan di kepolisian. Ia menganggap kasus ini perlu diklarifikasi agar tidak menimbulkan salah paham di masyarakat.
“Biar semua jelas, kalau memang harus diperiksa, saya siap. Jangan sampai berita simpang siur beredar terus,” pungkasnya. (MAHMUD/fine)