BANGKALAN, koranmadura.com — Kinerja Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Sumber Sejahtera Bangkalan tengah menjadi sorotan. Perusahaan pengelola distribusi air bersih ini meraup pendapatan hingga puluhan miliar rupiah setiap tahun.
Namun, besarnya angka tersebut menimbulkan pertanyaan di kalangan DPRD Bangkalan. Salah satu anggota dewan, H. Musawir, menuntut keterbukaan pengelolaan anggaran oleh pihak manajemen PUDAM.
“Kami ingin tahu berapa sebenarnya pendapatan PUDAM dan digunakan untuk apa saja. Jangan sampai pendapatan besar, tapi pelayanan kepada masyarakat masih dikeluhkan,” kata dia, Kamis, 2 September 2025.
Musawir menilai, sebagai perusahaan daerah, PUDAM memiliki tanggung jawab moral dan legal dalam menjalankan roda keuangannya secara terbuka dan akuntabel. Apalagi perusahaan ini menyangkut layanan dasar publik.
“Tidak seharusnya perusahaan memperoleh laba besar jika pelayanan kepada masyarakat masih menimbulkan keluhan. Jadi, keluhan warga soal air bersih tak boleh diabaikan,” tegas pria kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Ia juga meminta agar rincian pengeluaran bulanan, seperti honor pegawai, biaya listrik, serta anggaran pemeliharaan, disampaikan secara terbuka. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan publik.
“Seperti sisa pendapatan tiap tahun juga dijelaskan penggunaannya. Kami berharap anggaran tidak hanya habis di operasional internal tanpa manfaat bagi masyarakat luas,” lanjutnya.
Sebagai langkah lanjut, DPRD Bangkalan berencana membentuk tim khusus. Tim ini akan fokus mengawal transparansi dan efektivitas pengelolaan keuangan serta pelayanan oleh PUDAM Sumber Sejahtera Bangkalan.
Penjelasan PUDAM: Laba Naik dan Kinerja Sehat
Direktur PUDAM Sumber Sejahtera, Sjobirin Hasan, mengatakan, perusahaan yang ia pimpin berhasil mencatat laba sebesar Rp2,4 miliar pada tahun 2023. Tren positif ini terus berlanjut pada tahun 2024, dengan pencapaian laba sebesar Rp3,773 miliar.
“Setelah sempat merugi Rp2,5 miliar pada tahun 2022, pada tahun 2023 dan seterusnya kami mengalami peningkatan signifikan. Seluruh data laporan keuangan dan laporan laba rugi tersebut telah melalui audit resmi,” kata Sjobirin.
Tak hanya dari sisi keuangan, evaluasi kinerja perusahaan juga menunjukkan perbaikan signifikan. Sjobirin menjelaskan, pada tahun 2023 dan 2024, skor naik menjadi 3,48 dan 3,77, yang dikategorikan sebagai sehat.
“Berdasarkan penilaian BPPSPAM (Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum), skor kinerja tahun 2022 adalah 2,51 dan masuk kategori kurang sehat. Tapi sejak 2023 dan 2024, skornya naik dan masuk dalam kategori sehat,” jelasnya.
Sedangkan dalam hal Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari PUDAM, angkanya juga mengalami peningkatan. Pada 2022, kontribusi PAD sebesar Rp500 juta, lalu naik menjadi Rp750 juta di 2023, dan Rp1 miliar pada 2024.
“Untuk tahun 2025 ini ditargetkan PAD mencapai Rp1,25 miliar dan Rp1,6 miliar pada 2026. Kami akan fokus bekerja, dan mudah-mudahan target ini bisa tercapai,” tutup Sjobirin. (MAHMUD/fine)