SUMENEP, koranmadura.com – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 (belakangan direvisi menjadi magnitudo 6) yang mengguncang wilayah Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Selasa malam, 30 September 2025, menyebabkan 100 lebih bangunan rusak.
Kerusakan itu meliputi rumah, masjid, musala, sekolah, hingga Puskesmas. Lokasi terdampak tersebar di tiga kecamatan, yakni Gayam, Nonggunong, dan Talango.
Selain merusak 100 lebih bangunan, berdasarkan data Call Center 112, enam orang dilaporkan mengalami luka-luka akibat gempa dan seluruhnya sudah mendapatkan perawatan medis.
“Data kami bisa dipertanggungjawabkan karena disertai identitas lengkap, foto, dan keterangan tingkat kerusakan,” kata Penanggung Jawab Call Center 112 Sumenep, Arif Santoso, Rabu, 1 Oktober 2025.
Berdasarkan data tersebut, kerusakan paling parah terjadi di Kecamatan Gayam. Di wilayah ini tercatat 114 rumah rusak, 6 masjid, 1 musala, 1 sekolah (SDN Gayam 1), serta Puskesmas Gayam ikut rusak.
Sementara di Kecamatan Nonggunong, terdata 16 rumah rusak, 2 masjid, 1 musala, dan 1 sekolah. Sedangkan di Kecamatan Talango hanya tercatat 1 rumah rusak di Desa Gapurana.
Sebelumnya, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo telah memerintahkan jajarannya untuk mempercepat pendataan terhadap korban bencana alam tersebut.
Pendataan korban gempa menjadi prioritas utama agar bantuan bisa segera disalurkan ke warga terdampak.
“Saya sudah memerintahkan Camat serta Forkopimca untuk mendata para warga terdampak,” kata Fauzi, Rabu, 1 Oktober 2025.
Diketahui, gempa tektonik berkekuatan M6,0 itu mengguncang Pulau Sapudi, Sumenep, Jawa Timur pada hari Selasa, 30 September 2025, pukul 23.49.43 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,35° LS ; 114,22° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 58 Km arah Tenggara Sumenep, Jawa Timur pada kedalaman 12 km. (FATHOL ALIF/DIK)











