SUMENEP, koranmadura.com – Jumlah bangunan rusak akibat gempa yang mengguncang Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, khususnya di Pulau Sapudi, tercatat sebanyak 315.
Data tersebut berdasarkan hasil pendataan lapangan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama pihak kecamatan.
Bangunan yang dilaporkan rusak tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Gayam dan Nonggunong.
Dampak paling parah terjadi di Kecamatan Gayam. Di sana, sebanyak 297 bangunan dilaporkan rusak, meliputi 279 rumah, 10 masjid, 3 mushalla, 2 sekolah, 1 puskesmas, 1 polindes, dan 1 toko. Sementara di Kecamatan Nonggunong, tercatat ada 18 bangunan rusak.
Dalam bencana alam tersebut, sebanyak 6 orang dilaporkan mengalami luka-luka dan sempat dirawat di Puskesmas. Namun saat ini semuanya sudah dipulangkan.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, mengatakan pihaknya telah mengerahkan dua tim ke lokasi terdampak, yakni Pulau Sapudi dan Talango. Mereka diminta bersinergi dengan TNI dan Polri dalam memberikan penanganan awal.
“Ada dua tim yang kami utus. Satu ke Talango, satu lagi ke Pulau Sapudi. Mereka bertugas memantau situasi sekaligus menyalurkan bantuan darurat kepada warga,” katanya, Kamis, 2 Oktober 2025.
Bantuan awal yang disalurkan berupa kebutuhan pokok harian seperti makanan siap saji, selimut, tenda, dan matras. Tim juga melakukan validasi data kerusakan rumah serta fasilitas umum.
“Kami pastikan penyaluran bantuan lanjutan tepat sasaran. Tidak boleh ada korban yang terabaikan, karena penanganan ini untuk memulihkan keadaan masyarakat,” tegasnya.
Diketahui, gempa yang terjadi pada Selasa, 30 September 2025, pukul 23.49 WIB itu berpusat di laut, sekitar 50 kilometer tenggara Sumenep, dengan kedalaman 11 kilometer.
Berdasarkan analisis BMKG, gempa tersebut merupakan jenis tektonik dangkal akibat aktivitas sesar aktif bawah laut. Meski cukup kuat, gempa tidak berpotensi tsunami. (FATHOL ALIF/DIK)