BANGKALAN, koranmadura.com – Sebanyak 24 dari 38 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bangkalan kini mulai beroperasi. Seluruh dapur yang beroperasi tersebut mengklaim telah memiliki ahli gizi sesuai dengan standar operasional.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) MBG Kabupaten Bangkalan, Bambang Budi Mustika, mengatakan bahwa dari 38 SPPG yang terdata, baru 24 yang telah memenuhi syarat karena sudah memiliki ahli gizi. Sementara itu, 14 dapur lainnya masih dalam tahap proses pemenuhan tenaga ahli.
“Yang sudah beroperasi tentu sudah ada ahli gizinya. Kalau belum, seharusnya mereka sudah berhenti sementara sejak 30 Oktober 2025 lalu,” ujar Bambang, Selasa (4/11/2025).
Menurut Bambang, keberadaan ahli gizi menjadi syarat mutlak agar dapur SPPG dapat beroperasi. Sementara itu, Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dapat diproses sambil berjalan. Ia mengakui, jumlah ahli gizi yang ada saat ini masih jauh dari ideal.
“Aturannya, satu SPPG seharusnya memiliki dua ahli gizi. Namun, karena jumlahnya masih terbatas, sementara satu orang dulu tidak masalah,” tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Nur Hotibah, menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya standar gizi dan kebersihan di dapur SPPG. Pengawasan sanitasi serta ketersediaan ahli gizi menjadi fokus utama.
“Ahli gizi itu bisa lulusan D-3 atau S-1, asalkan memiliki sertifikat dan pengalaman di bidang gizi,” jelas Hotibah.
Ia menegaskan, keberadaan ahli gizi di dapur SPPG sangat penting karena mereka bertanggung jawab penuh dalam setiap tahap pengolahan makanan, mulai dari praproduksi, proses memasak, hingga pascaproduksi.
“Selain itu, kepala SPPG juga dibekali pelatihan selama tiga hingga enam bulan oleh BGN agar mampu memastikan kecukupan gizi dalam setiap sajian,” tutupnya. (MAHMUD/fine)











