JAKARTA, koranmadura.com – Pengetahuan masyarakat pada produk asuransi belum begitu tinggi. Padahal produk asuransi sangat penting untuk dimiliki dengan ragam manfaat di kehidupan sehari-hari.
Masih hangat belakangan ini adalah kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Nasabah tergiur akan imbal hasil yang tinggi melebihi bunga deposito namun berujung pada gagal bayar.
Terkait Jiwasraya, pengamat asuransi Irvan Rahardjo mengatakan seluruh produk asuransi sangat bagus terutama yang sifatnya proteksi. seperti asuransi kecelakaan, kesehatan, hingga kematian.
“Jadi kembali lagi kalau mau beli proteksi beli produk proteksi. Apa saja, ya polis kematian, kecelakaan, kesehatan, itu kan proteksi,” kata Irvan usai menghadiri acara Polemik MNC Trijaya di Hotel Ibis, Jakarta, Sabtu (18/1/2020).
Jika ingin berinvestasi, Irvan menyarankan lebih kepada deposito, emas, reksa dana, bahkan ke tanah dan rumah.
“Kita sesuaikan saja kebutuhannya berapa besar dan untuk apa, kapan,” ujarnya.
Sementara itu, ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi menyarankan masyarakat jangan membeli produk asuransi yang digabungkan dengan investasi karena produk tersebut memiliki risiko tinggi.
Seperti halnya yang produk JS Saving Plan yang dijual oleh Jiwasraya, saat ini perseroan harus mengalami kerugian hingga Rp 13,7 triliun. Produk yang masih dijual tahun 2015 ini memberikan tawaran bunga tinggi dan bisa diambil dananya hanya dalam waktu satu tahun.
“Jadi yang paling baik adalah produk asuransi, jangan dicampurkan produk investasi. Karena memang secara filosofi bicara produk investasi itu ya memang dia tipenya berbeda,” kata Fithra.
“Kalau mau mengejar investasi memang di situ terkandung risiko investasi biasanya pilihannya cenderung lebih tinggi risikonya dibandingkan produk asuransi. Jadi ketika digabungkan di mana satu sisi asuransi pengelolaan dananya lebih prudent tapi ketika disambungkan menjadi masalah,” tambahnya.
Oleh karena itu, dirinya pun menyarankan agar masyarakat untuk membeli produk asuransi yang murni atau tidak dicampurkan dengan instrumen investasi. Selain itu, dirinya juga meminta agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih gencar lagi dalam meningkatkan literasi atau pemahaman masyarakat pada dunia keuangan beserta produknya.
“Produk asuransi apapun sangat baik buat masyarakat tergantung keperluannya, nature asuransi jiwa kan lebih ke individual, beda dengan asuransi lain, untuk itu kita harus tahu perlunya untuk apa,” ungkap dia. (DETIK.com/ROS/DIK)