PAMEKASAN, koranmadura.com – Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, sama-sama memiliki semangat tinggi untuk menjadikan Pamekasan sebagai kota literasi pada tahun 2022.
Tujuan kota literasi yang dicanangkan pemerintah di bawah kendali Baddrut Tamam-Rajae, untuk menumbuhkan minat baca dan menulis masyarakat Pamekasan.
Awal Desember 2019, Bupati Baddrut Tamam menyampaikan, telah melakukan tahapan-tahapan menuju Pamekasan kota literasi, salah satunya, melakukan permulaan kajian indikator dan program pendukung.
“Kami ingin menciptakan atmosfer minat baca dan menulis dengan menciptakan kota literasi,” kata Baddrut Tamam, Selesa, 3 Desember 2019 lalu.
Hal senada juga disampaikan Wakil Bupati Pamekasan, Rajae. Menurut mantan Kepala Desa Bujur Barat ini, pemerintah Pamekasan telah melakukan langkah untuk menuju Pamekasan kota literasi. Langkah yang dilakukan dengan memperbanyak fasilitas baca hingga tingkat desa.
Baca: Ikhtiar Pamekasan Hebat, Pemkab Targetkan Jadi Kabupaten Literasi
“Kami sangat menginginkan masyarakat Pamekasan, khususnya pemuda menumbuhkan semangat membaca sebagai pondasi literasi,” kata Rajae, beberapa waktu lalu.
Namun semangat dan optimis tinggi dari Baddrut Tamam-Rajae, disambut pesimis oleh Kepala Dinas Perpustakasn dan Kearsipan Daerah (Perpusda) Pamekasan, Budi Asyari.
Budi Asyari blak-blakan kepada awak media bahwa dirinya pesimis Pamekasan sebagai kota literasi terlaksana. Alasanya, minat baca masyarakat Pamekasan rendah.
Baca: Minat Baca Rendah, Kepala Perpusda Tak Yakin Pamekasan Jadi Kota Literasi
Menurut Budi, minat baca masyarakat Pamekasan sampai saat ini belum mengalami perkembangan. Untuk itu, pemerintah menyusun indeks literasi di Pamekasan dengan memasukkan pesantren sebagai salah satu elemen.
“Kalau kami masih pesimis ke Pamekasan kota literasi walaupun tahun 2022,” terangnya. (RIDWAN/ROS/DIK)