KORANMADURA.com – 15 Tenaga medis Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri terpaksa melakukan isolasi mandiri. Itu setelah ada pasien positif Corona yang tidak jujur dengan riwayat kesehatan dan perjalanannya saat dirawat di rumah sakit tersebut.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima mengatakan kasus ini berawal saat seorang warga yang mengeluh sakit kemudian mendatangi IGD di RSM Ahmad Dahlan Kota Kediri.
Tenaga medis bertanya mengenai keluhan serta riwayat kesehatan maupun perjalanan pasien. Namun pasien tidak mengaku bahwa dirinya sebulan lalu pulang dari Malaysia. Pasien sendiri telah meminum obat penurun panas sehingga kondisi suhu tubuhnya normal saat diperiksa.
Akhirnya pasien dirawat dan diberi status PDP. Namun sekitar seminggu dirawat, pasien meninggal sebelum hasil swab keluar. Setelah dimakamkan dengan prosedur pemakaman COVID-19, hasil swab keluar dan pasien dinyatakan positif virus Corona.
“Jadi kemarin itu ada pasien dari Kabupaten Kediri. Saat di IGD tidak jujur dengan riwayat kesehatan dan perjalanan. Sempat opname hingga meninggal. Swab keluar konfirmasi positif,” jelas dr Fauzan. Senin, 13 April 2020.
Keterangan jika pasien pulang dari Malaysia, kata Fauzan, didapatkan dari keluarganya. Dan guna menghindari hal yang tidak diinginkan, tenaga medis yang sempat kontak dengan pasien langsung dirumahkan dan melakukan isolasi mandiri.
Ada 15 tenaga medis yang harus melakukan isolasi mandiri. Fauzan meminta kepada pasien atau warga yang memeriksakan kesehatannya agar jujur kepada tenaga medis saat memeriksakan diri.
Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar menyerukan kepada seluruh warga Kota Kediri untuk selalu jujur menyampaikan semua data kepada petugas medis. Seruan ini disampaikan lagi di Kediri Command Center ketika berbincang dengan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Ahmad Dahlan, dr. Zainul Arifin, M. Kes. Kedatangan Zainul dan tim ini untuk mengambil bantuan APD dari Abu untuk RSM Ahmad Dahlan dan RSUD Gambiran.
“Untuk seluruh warga Kota Kediri saya mohon, sampaikan semua data ke petugas medis dengan sejujur-jujurnya, keluhannya, pernah singgah di mana saja. Ini penting untuk memutus rantai penularan COVID-19,” imbau Abu.
Ketidakjujuran pasien ini menimbulkan kerepotan di RSM Ahmad Dahlan karena harus mengisolasi mandiri sejumlah 15 tenaga medis yang memeriksa pasien dan ternyata terbukti positif COVID-19.
“Sekira 10 hari lalu, ada pasien yang mengeluhkan tanda-tanda ke arah COVID-19 namun ia tidak jujur mengatakan semuanya. Maka para tenaga medis yang memeriksa tidak mengenakan APD dan memperlakukan sebagaiamana ODP maupun PDP,” kata Zainul.
Kemudian, setelah keluar hasil tes swab, ternyata pasien tersebut positif COVID-19. Sesuai dengan SOP, semua kontak erat termasuk tenaga medis yang kontak dengan pasien tersebut harus melakukan isolasi mandiri di rumah sembari menunggu hasil tes.
Hingga saat ini, kelima belas tenaga medis ini sudah menjalani isolasi mandiri di rumah selama 4 hari dari rencana 14 hari.
“Akhirnya kini kami kekurangan 15 orang tenaga medis yang sangat kami butuhkan. Makanya kami mohon masyarakat harus jujur mengatakan semuanya,” imbau Zainul. (DETIK.com/ROS/VEM)