PAMEKASAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan akhirnya menyatakan kasus Chikungunya di Pamekasan sebagai Kejadian Luar Biasa. Peningkatan status KLB ditetapkan karena setiap hari rata-rata ditemukan 13 kasus suspect (dugaan) chikungunya di wilayah itu. Kasus itu ditemukan di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Kadur, Larangan, dan Pakong.
Berdasarkan data di Dinkes setempat, sejak adanya laporan terjadinya kasus chikungunya pekan lalu, selama sepekan sudah ada 171 orang yang dinyatakan diduga terjangkit penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu. Pada semua lokasi itu telah dilakukan tindakan berupa penyemprotan sarang nyamuk dan pendistribusian abate untuk mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut.
Kapala Dinkes Kabupaten Pamekasan, Islamil Bey melalui Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Rusdi Saleh mengatakan warga yang diduga terserang penyakit dengan gejala nyeri di persendian hingga tidak bisa digerakkan itu telah dilakukan pemeriksaan oleh tim KLB dari Dinkes Jawa Timur dan dilakukan penanganan melalui Puskesmas terdekat.
“Tim dari Jawa Timur sudah datang dan melakukan pemeriksaan. Para penderitanya juga sudah menjalani pengobatan secara medis,” katanya.
Menurut Rusdi, dari hasil pemeriksaan cepat yang dilakukan oleh tim KLB itu tidak ada satu-pun penderita yang positif terkena alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk. Namun, karena gejala yang dirasakan para penderita sama, yaitu panas tinggi dan rasa nyeri di persendian, tim membawa sample (contoh darah) ke laboratorium untuk dipelajari lebih mendalam penyakit tersebut
“Sampai saat ini hasil pemeriksaan belum diketahui. Kami menyatakan mereka suspect chikungunya,” katanya.
Meskipun hasil tes sementara negatif, pihaknya tetap melakukan langkah antisipasi berupa penyuluhan kepada warga sekitar penderita dan juga melakukan pengasapan (fogging) di sekitar lokasi warga yang mengalami sakit panas dan lumpuh sementara dengan radius 100 meter.
“Semua langkah pencegahan telah kami lakukan mulai abatisasi (pemberian serbu abatae) hingga pengasapan di lingkungan mereka. Kami harap peran serta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan agar nyamuk semacam ini tidak berkembang biak,” katanya.
Penularan chikungunya terjadi apabila penderita yang sakit digigit oleh nyamuk penular, kemudian nyamuk penular tersebut menggigit orang lain. Tidak terjadi penularan penyakit tersebut karena sentuhan dari orang ke orang. Penyakit ini biasanya berlangsung selama beberapa hari kemudian sembuh dengan sendirinya.