PAMEKASAN, koranmadura.com – Ada 96 petugas paramedis, 8 dokter hewan, dan puluhan penyuluh yang tersebar di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur sedang disiapkan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan.
Mereka disiapkan untuk melakukan sosialisasi, pengawasan, pengendalian, dan pemantauan hewan ternak di desa-desa yang tersebar di 13 kecamatan. Apalagi menjelang hari raya Iduladha.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan, Slamet Budi Harsono meminta masyarakata agar tidak panik jika terjadi penularan penyakit virus jenis PMK. Sebab, hal itu tidak menular ke manusia, bahkan aman untuk dikonsumsi.
“Silakan laporkan. Butuh layanan kesehatan hewan, kami dengan cepat akan memberikan pelayanan,” jelas Slamet Budi Harsono, Kamis, 2 Juni 2022.
Sejauh ini, kasus yang dikenal dengan Foot and Mouth Disease (FMD) dan Apthtae Epizooticae tersebut belum ada. Namun, penyakit yang ditemukan di lapangan hanya penyakit demam, akibat perubahan musim pancaroba.
“Sejauh ini masih belum ada laporan. Cuma kalau ada keluhan di lapangan kita melakukan pengobatan, pemantauan, dan pengawasan. Biasanya kalau hewan mengalami gangguan kesehatan di lapangan itu rata-rata tiga hari sembuh,” ungkapnya.
Menurutnya, terjadinya penyakit hewan khususnya sapi di Kabupaten Pamekasan ini hal yang wajar. Pasalnya, populasi sapi itu ada sekitar ada sekitar 194 ribu. “Peternak jangan panik,” ujarnya. (SUDUR/DIK)