BANGKALAN, koranmadura.com – Kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur kembali mencoreng wajah Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Dua gadis yang masih berstatus pelajar, masing-masing berusia 16 tahun dan 14 tahun, diduga menjadi korban delapan pria bejat.
Kedua korban diketahui masih memiliki hubungan sepupu. SF (16) menjadi korban pertama, sementara AF (14) menjadi korban kedua. Kronologi bermula ketika SF diajak oleh RD, salah seorang temannya, untuk membeli nasi goreng di Pasar Sepulu sekitar pukul 23.00 WIB. Namun setiba di lokasi, makanan yang dicari ternyata tidak ada.
Peristiwa memilukan tersebut terjadi pada 10 Juli 2025, bermula korban SF diajak teman cowoknya bernama RD membeli nasi goreng ke Pasar Sepulu pada pukul 23.00 WIB. Setiba di lokasi, ternyata nasi goreng yang ingin dibeli tidak ada.
Alih-alih pulang, RD justru membawa SF (korban pertama) ke sebuah lokasi semak-semak di Kecamatan Sepulu. Di tempat itu ternyata sudah menunggu dua rekannya, AD dan SU. Korban pun dipaksa melayani tiga pria tersebut.
“Jadi, anak saya disetubuhi oleh tiga orang itu. Saya merasa sakit hati mendengar anak saya diperlakukan seperti itu oleh mereka,” kata orang tua SF, Nasuri Khoirul, saat diwawancarai, Kamis, 2 Oktober 2025.
Karena lama tak kunjung pulang, AF (korban kedua), sepupu SF, merasa khawatir. Ia kemudian menanyakan keberadaan SF kepada RK, teman RD. RK mengaku bahwa SF pergi membeli nasi goreng, lalu mengajak AF untuk menyusul. Namun sesampainya di pasar, mereka tidak menemukan SF.
Setelah pencarian gagal, AF dibawa pulang oleh RK. Namun di tengah perjalanan, AF justru diberhentikan di sebuah tempat dekat rumahnya. Di lokasi itu, AF diperkosa secara bergantian oleh RK bersama empat rekannya, yakni JN, JY, HD, dan BH.
“Setelah mencari SF tidak ketemu, lalu anak saya AF dibawa pulang sama temannya,” kata orang tua AF, Khoirul Anwar.
Ternyata sebelum sesampai di rumah kediaman, AF diberhentikan di suatu tempat yang tidak jauh dari rumahnya, dan terjadi pemaksaan kepada AF lalu diperkosa secara bergantian oleh RK bersama empat teman lainya, JN, JY, HD dan BH.
“Anak saya AF dilempar ke semak-semak dan disetubuhi oleh lima orang,” kata dia, dengan wajah yang sedih.
Atas kejadian tersebut keluarga korban melaporkan delapan terduga pelaku sejak 26 Juli 2025 lalu. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan, bahkan belum ada satupun pelaku yang ditangkap.
“Hari ini sebenarnya ingin audiensi ke Polres Bangkalan, namun oleh Polres menggagalkan secara sepihak. Saya harap Polres segera menangkap pelaku yang masih berkeliaran,” ujarnya.
Kasatreskrim Polres Bangkalan, AKB Hafid Dian Maulidi, mengatakan bahwa kasus tersebut sedang ditangani petugas. Para pelaku masih dalam proses pencarian. Pihaknya masih terus berkoordinasi dengan keluarga untuk berbagi informasi.
“Sedang dalam pencarian. Saat ini, kami sedang bersama keluarga korban untuk sharing informasi,” tutupnya. (MAHMUD/DIK)