PROBOLINGGO – NU Kota Probolinggo tidak akan main-main terhadap kader atau pengurus yang menjadi tim sukses (timses) salah satu capres-cawapres mendatang. Organisasi terbesar di Indonesia itu akan me-non aktifkan kader atau pengurus yang mencoba main-main menjadi timses capres.
Hal ini disampaikan Ketua PCNU Kota Probolinggo, Muhammad melalui Wakil Ketua PCNU, Achmad Hudri kepada wartawan, Selasa (3/6). “Karena itu sudah diatur dalam pedoman organisasi NU,” tandasnya.
Dia menjelaskan, dalam aturan pedoman organisasi NU, siapapun kader atau pengurus yang menjadi timses capres harus non aktif. “Jika ada kader atau pengurus NU yang tidak mau non aktif ketika menjadi timses capres, maka dia akan di-non aktifkan oleh institusi dari kepengurusan,” ungkapnya.
Sanksi tersebut, kata dia, berbeda dengan Ketua Tanfidz atau Syuriah. Ketua Tanfidz atau Syuriah harus mengundurkan diri dari kepengurusan jika mencalonkan sebagai pejabat politis.
Salah satu contoh, mantan Ketua Tanfidz NU, Maksum Subani saat mencalonkan diri sebagai calon wakil walikota Probolinggo beberapa waktu lalu.
“Sesuai aturan AD/ART beliau saat itu mengundurkan diri sebagai Ketua Tanfidz NU. Karena itu sudah diatur dalam organisasi,” katanya.
Itulah sebabnya, aturan NU itu sudah sangat jelas. Jika masih ada kader atau pengurus yang masih melanggar, maka dia dinilai tidak paham dengan aturan NU. Termasuk menjadi timses capres mendatang.
Hudri mengatakan, persoalan pilpres 9 Juli 2014 mendatang, NU tetap menjaga kenetralannya. Karena memang sesuai khittohnya, NU tidak boleh terlibat dalam politik praktis. “NU itu tidak boleh berpolitik, tetapi jika secara personal silahkan saja,” terang dia.
Persoalan dukung mendukung terhadap capres mendatang, NU tidak bisa mengarahkan kadernya agar mendukung terhadap salah satu calon. “Karena itu sudah jelas dalam aturan NU,” imbuhnya.
Begitu pula sebaliknya, NU tidak akan melarang kadernya mendukung salah satu capres, asalkan tidak membawa ke-NU-annya. “NU tidak melarang kadernya mendukung terhadap salah satu capres. Silahkan saja, tetapi jangan sampai membawa nama NU,” ungkap Achmad Hudri.
Saat disinggung soal dukungan pribadi terhadap capres mendatang, Hudri sendiri masih merahasiakannya. Namun demikian, dia pribadi mengaku tetap memiliki hak politik untuk menentukan pilihannya, capres siapa yang akan didukungnya nanti.