SUMENEP –Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Bagyo Supriatmanto mengatakan akan meminta keterangan pimpinan Adira, perusahaan tempat pelaku pemukulan terhadap wartawan bekerja.
Penyidik akan menanyakan siapa saja nama-nama pekerja yang ditugaskan untuk menyita motor Ananda Dwi Arifin, korban yang hendak dirampas motornya di depan SMKN 1 Sumenep. Namun, waktu pemanggilan masih dirahasiakan.
Pada Sabtu (12/7), penyidik telah memintai keterangan empat saksi, yaitu Ahmad Sarjono selaku Satpam SMKN 1 Sumenep, Yudianto selaku tukang kebun, Sugianto sebagai petugas laboratorium, dan Moh Arifin bapak korban perampasan sepeda motor.
Terkait pemeriksaan seorang saksi dari segerombolan pelaku sebagai debtcollector, dia mengaku tidak tahu menahu soal pemeriksaan tersebut. Sebab, pemeriksaan itu dilakukan oleh penyidik.
“Itu (pemeriksaan, Red) urusan reserse, kenapa tidak di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) mungkin hanya dimintai keterangan secara lisan,” dalihnya, Senin (14/7).
Untuk diketahui, Veros Afif (28), wartawan TV One, menerima perlakuan kasar saat hendak meliput perampasan motor di Jalan Raya Sumenep, tepatnya di depan SMKN 1 Sumenep, Sabtu (12/7). Pelakunya sejumlah orang yang mengaku sebagai debt collector.
Kejadiaan tersebut bermula saat Veros hendak mengeluarkan kamera dari dalam tasnya. Verso mengaku bajunya ditarik dan dipukul dari belakang. Di dadanya membekas merah lebam (Koran Madura, 14/7).
Veros pada saat itu langsung menghubungi pihak kepolisian dan polisi langsung melakukan pengejaran. Pelaku dan mobil nopol DK 707 BB yang diduga digunakan pelaku berhasil diamankan. Soal pelaku yang ditangkap polisi masih simpang siur. Polisi tidak mengaku kalau pelakunya banyak.
Menurut Veros, ada yang janggal dalam penyelidikan kasus tersebut.Yakni, berdasarkan keterangan yang diterima, segerombolan orang tersebut sempat diamankan di Polsek Lenteng, tapi, saat pelaku saat hendak dibawa ke polres keberatan dengan beberapa alasan.
”Hingga pihak polsek meminta jemputan pasukan pengendali massa (Dalmas). Namun, yang datang hanya satu orang beserta mobil yang ditumpangi mereka,” katanya. Ia mempertanyakan sejumah teman-teman pelaku.
Dia meyakini, satu saksi dari segerombolan debt collector itu tidak ditetapkan sebagai tersangaka, lantara dari empat orang yang melihat kejadian tidak meyakini orang tersebut sebagai pelaku. ”Tidak ada saksi yang melihat dia memukul saya,” tandasnya.