BANGKALAN – Pemudik yang menggunakan jasa penyeberangan pelabuhan Kamal rupanya masih sepi, meskipun sudah memasuki H-7 Hari Raya Idul Fitri. Pemudik yang berangkat dari pelabuhan Kamal, atau yang masuk ke pelabuhan juga belum tampak ramai. Diperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada H-2 dan H-1 lebaran nanti.
Pantauan di lapangan menyebutkan masyarakat yang menggunakan jasa penyeberangan Kapal hanya warga sekitar Kamal yang akan berangkat kerja ke Surabaya, Senin (21/7) kemarin. Meski terlihat juga pemudik yang akan pulang ke kampung halamannya tetapi jumlahnya hanya sedikit.
Salah seorang penumpang kapal, Abdul Razak menyatakan, dirinya sengaja mudik lebih awal lantaran takut antri saat menyeberang di pelabuhan Kamal. Biasanya, bila pulang mendekati lebaran maka suasana di pelabuhan kamal akan menjadi ramai.
“Supaya tidak berdesak-desakan, lebih baik saya pulang lebih awal. Apalagi anak-anak sekolah sudah liburan, sehingga bisa berlama-lama sama keluarga di kampung halaman dan bisa silaturrahmi pada keluarga yang jauh dan para tetangga,” terang Razak.
Menurutnya, pemudik yang naik kapal nyaris tidak ada perbedaan kondisi penyeberang dengan hari biasanya, sebelum memasuki arus mudik. Masyarakat masih belum mudik semua, karena lebaran masih kurang tujuh hari lagi. Disamping itu, karena sebagian besar masyarakat lewat jembatan suramadu, sehingga penumpang yang naik kapal semakin menurun.
Ia menambahkan, dirinya ingin pulang kampung ke Blitar bersama istri dan anaknya. Setiap tahun, dirinya selalu mudik ke kampung untuk merayakan lebaran disana. Sekaligus bersilaturrahmi dengan keluarga dan para tetangga.
“Paling nanti saya balik lagi kesini (Bangkalan) yakni H+5 lebaran, saya ingin merayakan lebaran ketupat di Kamal. Jadi, biar adil ketika Idul Fitri ada Blitas, sedangkan lebaran ketupat di kamal,” paparnya.
Sementara itu, petugas tiket KM Tronojoyo, Munaki mengatakan, aktifitas masyarakat belum nampak seperti Arus Mudik. Sebab, setiap pagi sudah dipastikan pengguna jasa penyeberangan ramai, karena masyarakat yang hendak berangkat bekerja. Mereka ada uang masuk kantor, tapi ada pula yang berdagang di Surabaya.
“Nanti pada pukul 8 keatas dipastikan penumpang bakal berkurang, karena masyarakat sudah banyak menggunakan Jembatan Suramadu, kalau yang lewat pelabuhan hanya pejalan kaki dan masyarakat sekitar pelabuhan,” ujarnya.
Pasca beroperasinya jembatan Suramadu di pelabuhal Kamal akitiftas masyarakat yang sebelumnya mencari nafkah dengan jualan menjadi PKL banyak yang sudah begeser ke akses Suramadu. Pasalnya, di pelabuhan Kamal sudah ditinggal masyarakat. Hal itu membuat PT. ASDP tidak mengoperasikan kapal selama 24 jam, mailankan dari pukul 5.24 wib sampai 21.00 wib. Tidak hanya mengurangi jam operasional, PT ASDP juga mengurangi jumlah kapal yang beroperasi di pelabuhan kamal. ASDP hanya mengoperasikan 4 armada. Padahal, dulu bisa sampai 6 hingga 8 kapal saat pelabuhan kapal masih ramai. Ketika nanti ada lonjakan penumpang saat arus mudik dan balik, ASDP baru mengoperasikan 6 kapal di pelabuhan Kamal.