SAMPANG – Ratusan wali siswa SDN Kebun Sareh 1 Kecamatan Omben, Rabu (27/8) sekitar pukul 09.00 Wib berkumpul di halaman rumah kepala desa (kades) setempat. Mereka berencana mendatangi SDN Kebun Sareh 1.
Namun, amarah wali siswa untuk mendatangi sekolah bisa dibendung setelah Kepala Desa (Kades) Kebun Sareh, Sudarma Ningsih, memfasilitasi pertemuan wali siswa dengan kepala sekolah di balai pertemuan perangkat desa.
Wali siswa kesal dengan sikap Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Kebun Sareh 1 yang tak kunjung mencairkan dua jenis bantuan bagi siswa, yakni Bantuan Operasioanal Siswa (BOS) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Salah satu wali siswa, Syaifudin (40) mengatakan, pihkanya ingin mendatangi sekolah untuk mempertanyakan dua bantuan siswa. Sebab, bantuan tersebut tak pernah diberikan selama dua tahun terakhir. “Sudah dua tahun bantuan untuk siswa tidak diberikan, Mas,” ucapnya.
Syaifudin meminta Kepala SDN Kebun Sareh 1 segera dipindah, karena tebang pilih. “Pemberian bantuan hanya diberikan kepada sejumlah siswa pilihan, makanya dipindah saja Kepsek seperti itu,” jelasnya.
Kepala Desa (Kades) Kebun Sareh Kecamatan Omben Sudarma Ningsih membenarkan wali siswa yang ingin mendatangi sekolah. Akan tetapi, untuk tidak menggangu proses belajar mengajar, wali siswa dipertemukan di balai desa yang letaknya bersebalahan dengan sekolah tersebut.
Sejauh ini, dirinya hanya mengetahui jika kepala sekolah setempat diduga tidak mencairkan dana bantuan kepada siswa. “Informasi masyarakat memang sepert itu bahwa kepsek tidak mencairkan bantuan siswa, lebih jelas lagi silakan konfirmasi langsung dengan kepsek,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Komite Sekolah H Subairi menerangkan, dirinya selama ini tidak pernah dilibatkan oleh kepala sekolah selama proses pencairan bantuan. Dengan demikian, dirinya menilai kepala sekolah diduga telah memalsukan tanda tangan saat proses pencairan. “Pencairannya tanpa sepengetahuan dan koordinsi kepada saya,” katanya.
Menggapi hal itu, Kepala Sekolah Kebun Sareh 1 Kecamatan Omben Kabupaten Sampang Syaiful Bahar mengatakan bahwa wali siswa yang hendak ke sekolah hanya salah paham dalam pencairan bantuan siswa.
Menurutnya, ratusan wali siswa yang mempertanyakan bantuan itu, merupakan sisa dari siswa yang belum mendapatkan bantuan. “Salah persepsi saja wali muridnya, kami sudah memberikan bantuan siswa, cuma secara bertahap,” dalihnya.
Dirinya memjelaskan bahwa teknis proses pencairan bantuan siswa sudah sesauai petunjuk dari Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang. Pencairan bisa dilakukan setelah keluarga siswa mempunyai Kartu Perlindungan Sosial (KPS).
“Penyelenggara pendidikan sudah mencairkan tahun lalu, yaitu melalui prosedur, kami sejauh ini sudah mencairkan sebanyak 72 siswa penerima bantuan yang melalui KPS, makanya wali murid yang menanyakan tadi yang mengusulkan bantuan siswa yang melalui SKRTM, karena belum dicairkan dikira kami tidak mengeluarkan bantuan,” terangnya.
Dirinya menambahkan, pihaknya selama ini sudah mengajukan kepada Disdik melalui jalur SKRTM. Sehingga, ia berharap kepada wali siswa untuk bisa bersabar menunggu pencairan bantuan siswa.
“Dari total 270 siswa ini sudah 72 cair dari jalur KPS, jalur SKRTM tunggu saja, karena kami mengikuti prosedur, Mas. Saya harap sabar wali murid ini, jangan khawatir pihak Disdik juga sudah menhimbau untuk tidak boleh terpotong nominal bantuan,” imbuhnya.