PAMEKASAN – Droping (pengiriman) bantuan air bersih gratis dari Pemerintah Kabupaten Pamekasan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat di daerah kekeringan diserbu warga. Warga yang sudah siap dengan jeriken dan timba saling berebut air bersih tersebut.
Pemandangan itu terjadi di Dusun Trokem, Desa Majungan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Rabu (3/9) kemarin. Droping air yang menggunakan tangki milik BPBD setempat itu sudah ditunggu warga sejak pagi.
Warga yang sudah tidak sabar menunggu langsung menyerbu tangki yang tiba di titik distribusi, sekitar pukul 10.30 WIB. Begitu air dialirkan ke sebuah penampungan, warga yang sangat membutuhkan air bersih itu dengan cepat saling berebut air yang keluar dari selang tangki.
Warga yang tengah berjibaku terlihat tidak peduli dengan orang sekitarnya, apakah tetangganya kebagian atau tidak. Setelah kurang lebih 20 menit air mengalir dari tangki, satu tangki air yang bermuatan 5000 liter lebih itu sudah habis, padahal masih ada sebagian warga yang tidak kebagian air gratis tersebut.
Salah seorang warga setempat, ibu Narti, 60, mengaku senang dapat bantuan air bersih gratis, walaupun ia hanya kebagian 1 jeriken saja. Menurutnya, 1 jeriken itu hanya dapat digunakan 2 hari saja. Ibu Narti berharap bantuan air bersih di dusunnya bisa lebih banyak, sehingga warga dapat kebagian semua.
“Kalau yang anggota keluarganya banyak berebut air, enak . Bisa kerja sama dalam mengisi jeriken. Kalau seperti saya yang datang cuma dua orang. Hanya kebagian sedikit,” katanya dengan bahasa Madura.
Masih di lokasi droping air bersih, yang juga warga setempat, Noval mengatakan di titik distribusi tersebut, mendapat droping air bersih gratis dari pemerintah setempat dua kali dalam seminggu. Namun dua tangki air bersih per minggu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
Kendati demikian, warga sudah sangat mendapat bantuan air bersih gratis, karena warga tidak perlu membeli air untuk kebutuhan makan dan minum dalam beberapa hari kedepan.
“Warga di sini biasanya membeli air bersih untuk keperluan makan minum itu ke dusun sebelah yang jaraknya sekitar 3 sampai 4 kilometer dari sini. 1 jeriken warga membelinya seribu sampai dua ribu kepada warga lain yang berlangganan ke PDAM,” katanya.
Tambah Noval, air untuk kebutuhan mandi dan cuci warga setempat, masih bisa memanfaatkan aliran sungai yang tidak jauh dari dusun tersebut, kendati airnya terasa payau. Mengingat tempat tinggal warga setempat tidak jauh dari laut.
Berdasarkan data pengaduan yang diterima oleh Posko Pelayanan Kekeringan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, dari 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan, 10 kecamatan yang terjadi kekeringan, yaitu Kecamatan Larangan, Proppo, Pasean, Pagantenan, Batumarmar, Waru, Palengaan, Pademawu, Kadur, dan di Kecamatan Tlanakan.
Dengan rincian, di Kecamatan Pademawu, terjadi di Desa Padelegan, Jarin, Baddurih, dan Majungan. Di Kecamatan Batumarmar di Desa Bangsareh, Bujur Barat, Bujur Timur, Bujur Tengah, dan Batu Bintang. Di Kecamatan Palengaan di Desa Rekkerek dan Palengaan Daya. Di Kecamatan Pegantenan di Desa Pasanggar dan Tanjung.
Di Kecamatan Tlanakan di Desa Larangan Tokol, Ceguk, Tlesah, dan Branta Tinggi. Di Kecamatan Larangan di Desa Larangan Luar dan Duko Timur. Di Kecamatan Waru di Desa Tampojung Guwa, Tampojung Pregi, Sumber Waru, Ragang, dan Tlonto Ares. Di Kecamatan Proppo di Desa Rangperang Daja dan Jambringin. kekeringan yang terjadi terdapat di 39 desa yang tersebar di 10 kecamatan, dengan kriteria kekeringan kritis. ALI SYAHRONI/UZI/RAH