SAMPANG – Puskesmas di Sampang yang berjumlah 21 masih belum memiliki Instalasi Pengeloahan Air Limbah (IPAL). Selama ini ditengarai hanya dibakar dan ditimbun dalam tanah. Hal itu jika dibiarkan akan berdampak pada lingkungan sekitar.
Kepala Dinkes Sampang Firman Pria Abadi ketika dikonfirmasi mengakui bahwa limbah medis di seluruh puskesmas tidak diolah melalui IPAL. Tidak dikelolanya limbah medis karena terkendala anggaran.
Selain itu, selama ini Dinkes sudah memikirkan tentang pembuatan IPAL, akan tetapi pihaknya lebih memprioritas pada program yang lainnya. Sebab pada pembuatan IPAL akan memakan anggaran yang besar.
”Selain pembuatan IPAL yang sangat mahal, limbah yang dihasilkan puskesmas masih terbilang relatif sedikit. Dan biaya operasionalnya pun untuk dilakukan pengiriman jika sedikit kan besar,” ucapnya kepada Koran Madura, Kamis (18/9).
Selain karena anggaram, Firman juga berdalih bahwa program yang ada di Dinkes terbilang banyak dan sangat perioritas jika dibandingkan dengan pembuatan IPAL. Sehingga menurutnya, untuk sementara waktu pembuatan IPAL akan dilakukan secara bertahap.
”Bukannya kita ingin melanggar Undang-Undang tentang Kesehatan, namun kita akan menganggarkan secara bertahap, sehingga nantinya seluruh puskesmas yang ada di Sampang akan diprogramkan untuk mempunyai IPAL semua. Sementara tahun ini kita programkan pembuatan IPAL di Puskesmas Omben dan Kedungdung,” jelasnya.
Bahkan, Firman menuduh bukan hanya puskemas di Sampang saja yang belum memiliki IPAL, namun sebagian besar di Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang belum memiliki IPAL.
”Limbah medis yang dihasilkan dari semua puskesmas rata-rata masih ditimbun dalam tanah. Tapi puskesmas yang ada di Jawa Timur hanya sebagian kecil yang memiliki IPAL, jadi persoalan ini bukan hanya di Sampang saja,” terangnya. MOHAMMAD MUHLIS/LUM