BANGKALAN – Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Bangkalan mengaku pengajuan bantuan bibit atau benih padi baru bisa terealisasi pada tahun 2015 mendatang. Padahal pengajuan bantuan bibit tersebut diperuntukkan untuk tahun 2014, akan tetapi hingga saat ini belum ada kabar lebih lanjut dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. Sehingga masa tanam pertama tahun ini petani harus mengeluarkan modal sendiri.
“Memang bantuan 2014 masih dalam tahap pengusulan dan proses pengajuan,” terang Kepala Dispertanak Bangkalan, Puguh Santoso melalui Kabid Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Geger Heri Susanto.
Menurut pria yang akrab disapa Heri ini,meski dalam proses pengajuan tersebut tidak bisa langsung terealisasi 2014. Namun baru bisa didapatkan pada 2015 mendatang. Penyebabnya, hingga sekarang masih belum ada informasi dari Jawa Timur. Pihaknya sudah menentukan sesuai harga subsidi, baik itu berupa benih padi atau yang lainnya.
“Tugas kami disini hanya mengusulkan. Terkait realisasai dari pengajuan itu menjadi kewenangan yang ada di Provinsi Jawa Timur,” jelasnya.
Salah satu petani padi Maryati (40) warga Kecamatan Kamal mengaku tidak menerima bantuan benih padi dari dinas terkait memasuki pola tanam pertama ini. Sehingga, dengan terpaksa harus mengeluarkan modal sendiri untuk membeli benih yang akan ditanam. “Kami masih membeli ke petani sekitar rumah saya. Biasanya musim tanam awal sudah ada bantuan bibit,” katanya.
Musim tanam tahun ini menurutnya berbeda dengan tahun lalu. Sebab, dulu bibit telah disediakan oleh pemerintah. Sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan modal terlalu besar. Setidaknya dengan bantuan dari pemerintah melalui kelompok tani yang ada bisa meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan.
“Benih bersubsidi itu jauh lebih murah daripada harga pasaran. Jika tidak ada bantuan maka masyarakat mencari ke petani lain dengan selisih harga sekitar Rp 2.000 perbibit,” paparnya. DONI HERIYANTO/RAH