SUMENEP – Koordinator Lembaga Kritis Sumenep (LKKS) Junaidi Pelor menilai Dinas Sosial (Dinsos) setempat gagal melakukan pembinaan terhadap gelandangan dan pengemis (gepeng) yang masih sering beroperasi di lingkungan Kabupaten Sumenep. Buktinya, mereka masih tetap beroperasi walaupun sering dilakukan razia oleh pihak Satpol PP yang bekerja sama dengan Dinsos.
”Kami tidak mau buruk sangka dulu, hanya saja kenyataan di lapangan, walaupun sering diciduk Satpol PP, pengemis masih tetap beroperasi sebagaimana biasanya,” katanya kepada Koran Madura, Selasa (30/9).
Dikatakan, saat ini sejumlah gepeng sering beroperasi diberbagai pertokoan atau mini market dan di setiap sudut jantung Kota Sumekar, salah satunya di areal Taman Bunga. Biasannya, para gepeng beroperasi sore hari sekitar pukul 17.30 sampai pukul 21.00.
Karena pada waktu itu, areal taman bunga dipadati pengunjung, baik yang datang dari dalam Kota Sumenep sendiri maupun dari luar Kota Sumenep. ”Kalau tidak percaya silakan cek sendiri ke lapangan,” ujar Junaidi.
Mokongnya sejumlah gepeng itu, disebabkan karena Dinsos tidak melakukan improvisasi dan trobosan baru bagi pada gepeng saat ini. Sehingga, razia yang dilakukan Dinsos terkesan sia-sia, sebab setelah dilakukan razia tidak ada tindak lanjut yang jelas.
Pihaknya yakin pemerintah memberikan keterampilan yang bisa menunjang perekonomian sehari-hari, sejumlah gepeng tidak akan beroperasi kembali. ”Kalau selesai diciduk langsung dikeluarkan begitu saja tanpa harus ada pembekalan, jelas para gepeng akan tetap beroperasi. Karena mereka sudah tidak punya pilihan lain,” terangnya.
Sementara Kabid Rehabilitasi Dinas Sosial Sumenep, Zainurul Qamari enggan memberikan komentar terkait keberadaan gepeng yag sering mokong di setiap sudut kota tersebut. ”Sudah jangan selalu gepeng yang dibicarakan, peristiwa itu sudah lama. Cari peristiwa yang baru saja,” kata Nurul kepada Koran Madura di tempat kerjanya, kemarin. (JUNAEDI/MK)