
SUMENEP – Pengelolaan Taman Baca (Manca) Yayasan Taman Bacaan Indonesia yang berada di Desa/Kecamatan Guluk-Guluk kurang maksimal. Selain koleksi bukunya terbatas, juga sering tutup.
Farhatin, mahasiswi asal Desa Ketawang Laok, Kecamatan Guluk-Guluk, mengaku kecewa saat mendatangi manca, Minggu (12/4). ”Mestinya, meskipun hari libur, manca tidak harus tutup. Karena pada hari libur dimungkinkan lebih banyak pengunjung diban-dingkan hari-hari biasanya,” keluhnya.
Rofiki, guru asal Kecamatan Guluk-Guluk, juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, sekalipun hari Minggu, jam pelayanan manca harusnya tidak libur. ”Kalau hari aktif sekolah, kan saya harus fokus sama pelajaran. Jadi tidak mungkin mengunjungi manca,” terangnya.
Katanya, keberadaan manca sangat dibutuhkan. ”Seandainya manca itu ditopang dengan fasilitas yang memadai sangat bagus. Tapi Karena pengelolaannya kurang maksimal, maka keberadaan maca masih belum bisa memberikan kontribusi banyak bagi warga,” ungkapnya.
Di Kabupaten Sumenep terdapat lima manca yang terletak di Kecamatan Kalianget, Kecamatan Talango, Kecamatan Dasuk, Kecamatan Batang-Batang, dan Kecamatan Guluk-Guluk.
Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumen (Perpusda) Sumenep Agus D Putra mengklaim koleksi buku di manca sudah memadai. Termasuk pengaturan jam buka manca setiap harinya.
”Untuk sementara koleksi buku di masing-ma-sing manca sudah memadai. Namun, anggarannya masih di bawah 10.000 eksemplar setiap tahunnya,” katanya.
Saat ini, jumlah koleksi buku di perpusda sekitar 43.637 eksemplar dengan 17.00 judul. Sedangkan untuk perpustakaan keliling sekitar 10 ribu hingga 12 ribu judul, dan untuk rumah baca jumlah koleksi bukunya mencapai 18.459 eksemplar lebih dengan 3.994 judul. Untuk rumah baca disesuaikan dengan besar dan kecilnya rumah baca itu sendiri.
Namun, jumlah pengunjung setiap harinya masih minim. Hal itu disebabkan rendanya minat baca masyarakat. ”Kami selalu memantau perkembangan di semua taman baca yang ada di Sumenep ini. Pantauan kami rata-rata pengunjung masih didominasi oleh pelajar,” tambahnya.
Sementara untuk jumlah pengunjung secara keseluruhan selama tiga tahun selalu meningkat setiap tahunnya. Pengunjung pada tahun 2011 mencapi 7.852 orang, tahun 2012 sebanyak 11.869, dan tahun 2013 sebanyak 15.431 pengunjung, dan pada tahun 2014 lalu mencapai 18.384 orang.
Ditanya soal sosialisasi terhadap masyarakat, Agus mengatakan sosialisasi untuk menunjang minat baca sudah dilakukan. Beberapa kali dirinya menggelar lomba minat membaca untuk siswa SD dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
”Ketika saya mengadakan lomba, peserta tidak hanya datang dari wilayah kota. Tapi, peserta dari wilayah kecamatan juga banyak yang ikut berpartisipasi. Ini sebagai langkah kami untuk menciptakan minat baca mulai dari usia dini,” tukasnya.
(JUNAEDI/MK)