
SUMENEP – Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumenep Juhari mengatakan, kebutuhan pupuk pada musim tanan tembakau kali ini mencapai 9.851.850 Kg. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan diminta memperketat pengawasan sehingga tak terjadi kelangkaan seperti musim tanam tembakau tahun lalu.
Rincian kebutuhan pupuk, untuk Pupuk ZA sebanyak 4.378.600 Kg dengan dosis pemakain sebanyak 200 Kg setiap hektarnya. Untuk pupuk jenis SP 36 membutuhkan seba-nyak 3.283.950 Kg dengan dosis pemakaian 150 Kg perhektarnya, dan kebutuhan pupuk jenis ZK sebanyak 2.189.300 Kg dengan dosis pemakaian perhektarnya sebanyak 100 Kg.
“Jadi, memperketat pengawasan pendistribusiannya sangat penting dilakukan mulai dari awal pendistribusian (kios resmi) hingga titik akhir pendistribusian (kelompok tani). Kami sangat tidak menginginkan ada pendistribusian lintas sektoral seperti yang terjadi pada awal tahun kemarin. Karena sesuai peraturan, itu tidak diperbolehkan,” terangnya.
Sementara plotting area tahun 2015 mengalami peningkatan yakni mencapai 21.893 hektar dengan target produksi 13.136 ton. Kenaikan tersebut setara 3,80 persen dari musim tanam tahun 2014 yang hanya 21.093 hektar.
Bertambahnya plotting area itu juga mengakibatkan meningkatnya kebutuhan bibit. Kebutuhan bibit musim tanam kali ini mencapai 547.325.000 batang dengan luas areal 21.893 hektar. Sementara pada tahun 2014 kebutuhan bibit hanya sebanyak 464.046.000 batang dengan luas areal 21.093 hektar dan target produksi sebanyak 12.656 ton tembakau rajangan atau tembakau kering.
“Ini semua sudah disesuaikan dengan kebutuhan petani yang tertuang dalam surat edaran Bupati Sumenep (A. Busyro Karim) Nomor 525/333/435.115/2015 per 31 Maret 2015 lalu,” kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sumenep, Herman Poernomo.
Menurut mantan Kepala BPPT Sumenep itu, untuk mendongkrak agar petani tidak selalu mengalami kerugian yang disebabkan harga tidak setabil, dirinya dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi dengan sejumlah perusahaan atau gudang yang akan membeli tembakau tahun ini.
Sedangkan gudang yang membeli tembakau berdasarkan pembelian tahun 2014 lalu, di Sumenep hanya ada tiga gudang. Yakni Gudang tembakau Gudang Garam Cabang Guluk-Guluk dengan target pembelian seba-nyak 16.000 ton, Gudang Garam Cabang Patean dengan serapan tembakau petani sebanyak 16.000 ton dan, Gudang Wismilak dengan target serapan sebangak 14.000 ton.
“Mulai saat ini kami sudah memulai kontak-kontak dengan sejumlah gudang, utamanya soal harga. Tapi hingga saat ini masih belum ada kejelasan, baik terkait target pembelian ataukah ketiga gudang itu akan membeli lagi atau tidak pada tahun ini,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Disperta Sumenep Bambang Heriyanto mengatakan, ketersedian pupuk pada masa tanam tembakau kali ini dipastikan mencukupi. Bahkan, dirinya meyakini tidak akan terjadi kelangkaan seperti yang terjadi pada akhir tahun 2014.
Untuk pengawasan pendistribusian, pihaknya memastikan akan dilakukan semaksimal mungkin. Sebab, pengawasan pendistribusian pupuk tidak hanya dilakukan oleh Disperta, melainkan juga dilakukan oleh KP3 (Komisi Pengawas Pendisribusian, Pupuk dan Pestisida). “Tim ini melibatkan semua pene-gak hukum, mulai pihak kepolisian, koramil dan juga kejaksaan negeri (Kejari),” katanya.
Menurutnya, jika memang ditemukan adanya penyimpangan dalam pendistribusian barang dalam pengawasan itu, dirinya mengharapkan agar segera dilaporkan. Sehingga, bisa segera ditindak lanjuti. “Kalau memang ada kejanggalan, pasti ditindaklanjuti. Karena itu bisa mengarah kepada pelanggaran hukum. Apalagi punya tim khusus, pasti akan kami tindak tegas,” pungkasnya.
(JUNAEDI/MK)