
PROBOLINGGO – UPT BBI (Balai Benih Ikan) Kedungasem Kota Probolinggo yang berada dibawah naungan DKP (Dinas Kelautan Perikanan) Kota Probolinggo, saat ini kondisinya tak maksimal alias mati suri. Untuk lebih mengoptimalkan peran dan fungsinya, dibutuhkan program yang terintegrasi.
Hal itu diungkapkan, Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Sekretariat Kota Probolinggo, Budi Krisyanto, saat ditemui di kantornya, Senin (25/5).
Menurutnya, belum lama ini BBI yang berada di Kelurahan Kedungasem Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo, sudah menghabiskan dana yang cukup fantastis. Namun, pelaksanaan dilapangan belum menjadi sumber penyediaan benih ikan.
”Hal ini mengakibatkan keberlangsungan BBI ibarat hidup segan mati tak mau. Syukur kalau bisa eksport,”tandas Budi Krisyanto.
Kondisi balai benih ikan Kedungasem, kata Budi Krisyanto, banyak terdapat kolam yang kosong. Diantaranya kolam A, B, dan C sebanyak delapan petak, dan kolam D sebanyak sepuluh petak, serta kolam E sebanyak dua belas petak. Selain itu terdapat kolam pemulihan sebanyak empat petak dan kolam tanah sebanyak delapan petak.
“Pemanfaatan BBI Kedungasem belum ada kejelasan pemakaian petak yang menjadi suplay bibit, dikarenakan keterbatasan pakan cacing. BBI masih mengandalkan bibit dari orang, dan belum punya ketrampilan mengelola bibit ikan sampai masa panen,”ucapnya.
Pihaknya berharap, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo, perlu adanya penanganan program kegiatan untuk mengoptimalkan Balai Banih Ikan Kedungasem.
”Seharusnya harus ada rasionalisasi petugas, benih dan anggaran yang akan di prediksi bisa lebih optimal sesuai yang diharapkan,”terang Budi Krisyanto.
Budi Krisyanto menambahkan, yang menjadi pemikiran dirinya, selain BBI juga dikenakan target untuk pemasukan PAD, kondisi sarana yang dimiliki sekarang kurang mendukung. Sejumlah kolam yang digunakan untuk pembibitan, tidak bisa dimanfaatkan. Kondisi itulah yang menjadi pemikiran pihaknya dalam mengelola BBI.
Sementara, jika melihat nilai pembangunan BBI dibangun atas bantuan dari Pemerintah Pusat dengan nilai miliaran rupiah, tetapi sayang, pemanfaatannya tidak dilakukan secara terintegrasi. Hal ini membuat fungsi dan kegunaannya belum maksimal. Padahal manfaat lain BBI juga digunakan sebagai wahana penelitian bagi para mahasiswa dan pelajar.
“BBI harusnya tidak saja menjadi tempat transaski jual beli benih ikan. Tetapi juga untuk penelitian. Namun selama ini belum dimafaatkan secara maksimal, sehingga terkesan sepi tidak ada kegiatan,”paparnya.
(M. HISBULLAH HUDA)