
PROBOLINGGO – Harga sejumlah komoditi pertanian berdasarkan hasil survey yang dilakukan Dinas Pertanian (Dispertan) di beberapa pasar tradisional di wilayah Kabupaten Probolinggo, menjadi fluktuatif. Meskipun terjadi kenaikan dan penurunan harga, tetapi kisarannya tidak terlalu tinggi hanya terjadi pada segelintir komoditi.
“Kenaikan harga disebabkan menurunnya produksi di tingkat petani. Sementara penurunan harga karena ketersediaan barang atau produk yang mencukupi permintaan pasar,”ujar Mahbub Zunaidi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, kepada wartawan, Senin (8/6).
Menurutnya, komoditi pertanian yang signifikan adalah cabai merah besar naik sebesar 8,7 persen dengan harga Rp. 23.000 menjadi Rp. 25.000 perkilogramnya. Kacang hijau 7,7 persen besarannya awalnya Rp. 19.500 saat ini menjadi Rp. 21.000 perkilogramnya, dan wortel 40,0 persen dari Rp. 5.000 akhirnya naik menjadi Rp. 7.000 perkiloghramnya.
Selain mengalami kenaikan harga, sejumlah komoditi pertanian juga mengalami penurunan harga. Seperti beras IR 64 Super sebesar 5,3 persen dari Rp. 9.500 menjadi Rp. 9.000/kg, jagung pipilan turun 10,0 persen awalnya Rp 5.000 menjadi Rp. 4.500 perkilogramnya.
Cabai kecil turun 6,3 persen dari Rp. 16.000 menjadi Rp. 15.000 perkilogramnya, kentang turun 28,6% dari Rp. 7.000 menjadi Rp. 5.000 perkilogramnya, dan tomat hanya turun 11,1 persen dari harga Rp. 4.500 berubah menjadi Rp. 4.000 perkilogramnya.
“Perkembangan harga komoditi pertanian ini di dapat dari kegiatan penyusunan informasi harga pasar. Dari hasil survey, harga sejumlah komoditi pertanian cendrung fluktuatif,”tandas Mahbub Zunaidi.
Turunnya harga tersebut, kata Mahbub Zunaidi, otomatis permintaan kecil di bandingkan dengan ketersedian barang yang ada., “ Turunnya harga lebih tinggi dari tingkat produksi dibanding dengan permintaan,”paparnya.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)