
SUMENEP, koranmadura.com – Musim kemarau yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir menyebabkan puluhan hektar lahan pertanian di Kabupaten Sumenep mengalami kekeringan. Sehingga sejumlah petani dapat dipastikan gagal panen. Pasalnya, akibat kekeringan yang melanda, petani memilih memotong tanaman padi mereka untuk dijadikan pakan ternak.
Puluhan hektar tanaman padi yang terdampak kekeringan seperti terlihat di Desa Nambakor dan Patean, Kecamatan Batuan. Di dua lokasi itu banyak tanaman padi terlihat mulai mengering. Bahkan lahan pertanian warga juga sudah banyak retak akibat kekeringan yang melanda.
Oleh karena itu, agar kerugian yang dialami tidak terlalu banyak karena padi yang mereka tanam dipastikan tidak akan berbuah, para petani memilih memotong tanaman padinya untuk dijadikan sebagai pakan ternak. Hal itu seperti terlihat kemarin, Rabu (29/7).
Salah seorang petani, Sahwani mengungkapkan bahwa sejak satu bulan terakhir saluran irigasi yang biasa menjadi tumpuan para petani untuk mengairi sawahnya juga sudah kering. Karena itu, ia memilih memotong tanaman padinya. “Daripada dibiarkan kering, lebih baik dipotong untuk sapi,” tuturnya kemarin.
Dia menuturkan, tanaman padi yang telah dipotong itu baru berusia sekitar dua bulan. Oleh karena itu, menurut dia akibat kekeringan yang melanda banyak petani dipastikan merugi. Sementara tingkat kerugiannya, kata Sahwani tergantung kepada luas lahan masing-masing petani. “Karena di awal kita sudah mengeluarkan biaya,” katanya menjelaskan.
Sementara petani lainnya, Zainal Arifin menuturkan bahwa pada tahun-tahun sebelumnya para petani di Kecamatan Batuan bisa panen dua sampai tiga kali dalam satu tahun. Namun karena saluran irigasi yang ada saat ini sudah kering, tahun ini untuk tanaman padi kedua kalinya petani dipastikan akan mengalami gagal panen.
Zainal mengaku tidak tahu persis kenapa saluran irigasi yang biasa mengaliri pertaniannya tahun ini bisa kering. Namun dia berharap pemerintah setempat lebih memperhatikan lagi saluran irigasi di sana. “Sehingga untuk tahun selanjutnya petani tidak kembali rugi,” harapnya.
(FATHOL ALIF)