
SAMPANG, koranmadura.com – Musim kemarau tahun 2015 diprediksi akan berlangsung lebih panjang dari tahun sebelumnya. Akibatnya, sejumlah lahan pertanian di Kabupaten Sampang mengalami kekeringan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Anang Joenaidi. Menurutnya, musim kemarau tahun ini diprediksi hingga Desember 2015.
“Berdasarkan surat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur, musim kemarau puncaknya pada Oktober, tapi bisa sampai Desember 2015,” ujarnya, Selasa (4/8).
Terpisah, Suyono Kabid Teknik Dinas Pertanian (Disperta) Sampang menuturkan, sebanyak 910 hektare lahan pertanian yang tersebar di Kabupaten Sampang mengalami kekeringan. Akibatnya, sejumlah petani dipastikan mengalami gagal panen.
“910 hektare lahan pertanian yang mengalami kekeringan itu berada di sembilan kecamatan, antara lain Kecamatan Kedungdung, Jrengik, Torjun, Kota, Banyuates, Sokobanah dan Kecamatan Ketapang. Namun untuk lokasi terparah adalah di Kecamatan Kedungdung dan Jrengik,” katanya.
Dijelaskannya, dari data di Disperta Sampang yaitu terdapat 209 hektare lahan pertanian yang telah ditanami padi yang tersebar di Kecamatan Kedungdung dan Jrengik mengalami gagal panen atau puso. Sehingga, kerugian yang dialami petani diperkirakan mencapai Rp 2 miliar.
“Awalnya ada 900 hektare yang mengalami kekeringan, setelah panen yang 209 hektare puso atau gagal penen. Kerugian ini dihitung dari biaya benih, pengolahan tanah, penggunaan pupuk hingga perawatan. Ya, kerugiannya kurang lebih mencapai dua miliar rupiah. Jadi di hitung dari semua sektor sejak awal tanam,” terangnya.
Lanjut Suyono mengatakan, untuk upaya mengurangi beban kerugian yang ditanggung para petani, pihaknya berencana mengajukan bantuan benih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Kita akan mengirim surat kepada Pemerintah Provinsi, jadi kita berharap ada bantuan bibit bagi para petani yang mengalami gagal panen,” tuturnya.
(MUHLIS/LUM)