SUMENEP, koranmadura.com – Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Sumenep, Joko Suwarno mengakui, loket khusus bagi petani di gudang tembakau belum maksimal. Hal itu disebabkan kurangnya sosialiasi dari pemerintah.
Menurutnya, sosialisasi yang dilakukan selama ini memang masih belum maksimal. Namun, untuk tahun selanjutnya pihaknya akan melakukan sosialisasi lebih banyak lagi sehingga semua petani tembakau mengetahui, dan menjual hasil produksi tembakaunya langsung ke gudang.
Selebihnya, Joko memaparkan bahwa selama ini semua gudang tembakau yang ada di Kabupaten Sumenep sudah membuka loket khusus bagi petani tembakau. Bahkan, sambungnya, gudang menyambut baik permintaan pemerintah untuk membuka loket khusus tersebut.
“Pada dasarnya gudang memang lebih senang membeli tembakau langsung kepada petani. Karena gudang tahu, petani tidak akan mencampur tembakaunya. Beda dengan tengkulak. Terkadang demi mendapat keuntungan yang lebih besar, mereka mencampur tembakaunya,” tandasnya.
Sesuai data yang ada di Dishutbun, resalisasi tanam tembakau di Kabupaten Sumenep 14.366 hektare (ha), meliputi lahan sawah seluas 1.455 ha; tegal 5.979 ha dan gunung 6.931 ha. Hasil produksi tembakau tahun ini diasumsikan mencapai 8.045,35 ton.
(FATHOL ALIF/MK)