SAMPANG, koranmadura.com – Belum terealisasinya bantuan geomembran di lingkungan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Sampang membuat para petani garam menggerutu. Sebab, bantuan peralatan produksi garam itu sedang dinanti petani garam untuk memperbaiki kulitas garamnya.
Toha (48), salah satu petani asal Kelurahan Polagan, Kota Sampang, mengaku masih belum menerima bantuan geomembran tahun 2015 meski dirinya telah mengajukan bantuan melalui pokmas sejak September lalu. Akibat tak kunjung terealisasi, hasil panen garamnya mengalami penurunan kualitas yang ditandai warna garam terlihat kotor.
“Dulu sudah diukur lahan tambak kami, katanya akan ada bantuan geomembran. Akan tetapi sampai saat ini bantuan geomembran itu tak kunjung cair, padahal semua warga khususnya petani garam Kelurahan Polagan sangat berharap secepatnya turun bantuan geomembran tersebut sebelum musim penghujan. Kan jadinya tidak dipakai ketika musim hujan,”ucapnya, Selasa (10/11).
Ketua Kerukunan Pemilik Lahan Tambak (KPLTG) Sampang Yanto juga menegaskan bahwa bantuan geomembran sampai saat ini masih belum terealisasi. Menurutnya, jika mengaca pada tahun sebelumnya, bantuan geomembran biasanya turun setelah panen raya. Karena pada bantuan sebelumnya, bulan Oktober sudah turun namun pada bantuan 2015 saat ini hingga tanggal 10 Nopember masih belum turun.
“Ya iyalah, Mas, semua petani berharap bantuan geomembran tahun 2015 segera turun. Akan tetapi percuma juga jika bantuan itu turun dalam waktu dekat ini, toh sekarang hampir musim hujan, mana ada petani garam melakukannya pada musim hujan. Yang jelas rata-rata petani Polagan masih belum menerima bantuan geomembran itu. Tapi yang tahun 2014 kemarin sudah terpasang semua,” terangnya.
Sementara Kabid Kelautan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Sampang M Mahfud mengakui jika bantuan geomembran untuk petani yang ada di Kelurahan Polagan, Kota Sampang saat ini masih belum turun. Menurutnya, bantuan yang berasal dari pusat tersebut nantinya berbentuk barang bukan uang.
“Ya memang benar, Mas, bantuan geomembran masih belum turun. Beberapa bulan yang lalu ketika ada pertemuan, pusat tetap melakukan pelelangan hingga pertengahan Desember. Tapi kalau misal daerah Sampang selesai cepat ya mungkin cepat juga turunnya,” terangnya.
Ketika ditanya jumlah kelompok yang mengusulkan mendapatkan bantuan geomembran, Mahfud mengatakan ada sekitar 150 kelompok yang telah mengusulkan bantuan tersebut. Akan tetapi pihaknya mengaku tidak tahu persis jumlah kelompok yang nantinya akan mendapatkan bantuan geomembran, sebab yang menentukan menerima atau tidaknya bantuan yaitu langsung dari pusat.
“Jika mengaca pada tahun 2014 lalu, pusat merealisasikan 10 persen dari jumlah luas lahan yang di usulkan. Dan catatan lahan yang masuk di DKPP itu diperkirakan 1.500 hektar jadi bantuannya geomembran tersebut di perkirakan 150 hektar geomembran untuk kelompok yang mengusulkan yang tersebar di Kabupaten Sampang. Seperti Daerah Pengarengan, Polagan, Aeng Sareh, Disanah, Sreseh, semua daerah yang mengusulkan. Jadi kami hanya menerima barang dari pusat untuk dan yang menentukan siapa saja yang menerima juga pusat,” paparnya.
(MUHLIS/LUM)
