
BANGKALAN, koranmadura.com – Pasca insiden bentrok antara mahasiswa dan polisi, Kamis (12), Aliansi Mahasiswa Univesritas Trunojoyo Madura hendak menggelar aksi demonstrasi ke Mapolres Bangkalan, Jumat (13/11). Namun sebelum unjuk rasa dimulai, Kepala Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Windiyanto Pratomo didampingi sejumlah perwira mendatangi mahasiswa yang tengah bersiap-siap melakukan demonstrasi di halaman Taman Makam Pahlawan.
Di hadapan mahasiswa, Windiyanto secara terbuka menyampaikan permintaan maaf atas bentrokan yang menyebabkan tiga mahasiswa luka-luka akibat dipukul polisi. Namun dia juga meminta mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi tidak mengganggu ketertiban umum. “Saya minta maaf atas insiden kemarin, tapi tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api,” kata Windiyanto, Jumat (13/11).
Selain meminta maaf, Kapolres Windiyanto juga menjelaskan perkembangan penyelidikan kasus pembobolan gedung Rektorat UTM yang terjadi pada 2 Oktober 2015 lalu, sebagaimana diminta para mahasiswa. “Kami belum menemukan bukti yang cukup untuk menetapkan tersangka dalam kasus itu,” kata dia.
Menurut Windiyanto, penyidik telah bekerja maksimal untuk mengungkap kasus pembobolan 5 ruangan rektorat UTM tersebut. Delapan saksi dari pegawai dan pihak keamanan kampus telah diperiksa. Polisi juga telah menelaah puluhan rekaman CCTV yang dipasang di setiap sudut gedung . “Tapi juga tidak cukup untuk menetapkan tersangka, keamanan kampus pun mengaku tidur saat kejadian,” kata dia.
Kepala Satreskrim Polres Bangkalan, Ajun Komisaris Andi Purnomo mengatakan tidak transparannya pihak kampus juga menjadi kendala bagi polisi untuk mengungkap pelaku pencurian. Saat kejadian awal, kata dia, pihak kampus menyebut hanya 5 ruangan yang diacak-acak pencuri, namun belakangan dari pihak rektorat diperoleh informasi bahwa ternyata jumlah ruangan yang diacak-acak pencuri bukan lima, melainkan delapan ruangan. “Saat kami sampai, ruangan yang menjadi tempat kejadian perkara sudah tidak steril,” ungkap dia.
Semula mahasiswa tidak percaya dengan penjelasan tersebut, namun setelah diperlihatkan rekaman CCTV yang dimiliki polisi, mahasiswa bisa memahami. “Tapi kami tetap minta kasus ini diungkap sampai tuntas,” kata Ryan, salah satu mahasiswa.
Setelah puas berdebat dengan polisi, mahasiswa UTM membubarkan diri dengan melakukan longmarch dan orasi di depan Mapolres Bangkalan.
(ALMUSTAFA/RAH)