PROBOLINGGO, koranmadura.com – Status Gunung Bromo masih belum juga stabil. Kalangan pengusaha merasakan penurunan omset karena sepinya pengunjung yang datang.
”Semoga Gunung Bromo kembali normal, dan wisatawan kembali seperti sebelum ada erupsi,” ujarnya, Sunyoto (37), salah satu pengusaha konveksi kaos oleh-oleh Bromo asal Probolinggo, kepada wartawan, Selasa (5/1).
Sunyoto mengatakan, dirinya menyadari status Gunung Bromo masih saja tetap siaga. Bahkan asap abu vulkanik masih tetap keluar dari perut gunung.
“Kalau kondisi Gunung Bromo tidak segera pulih, maka tidak menutup kemungkinan kerugian yang dialami para pelaku usaha akan terancam gulung tikar,”tandasnya.
Dalam sebulan ini penjualan kaos buatannya tidak begitu cepat dalam penjualannya. Berkurangnya wisatawan manca negara dan lokal menjadi penyebab utamanya penjual kaos miliknya susah terjual.”Mau jual kesiapa lagi kalau wisatawannya tidak datang,”tandas pria yang mengaku memiliki dua anak ini.
Tak hanya itu, sebelum ada erupsi penjualan kaosnya setiap bulanya bisa menembus lima ribu kaos. Sekarang penjualan hanya berkisar sekitar 500 buah perbulannya.”Karena wisatawannya sepi sehingga sulit penjualan kaos bisa cepat laris,”ucap Sunyoto.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran (PHRI), Probolinggo, Digdoyo Jamaluddin, mengatakan, saat ini banyak pengusaha yang lesu dengan situasi Bromo yang belum juga kembali normal walaupun sudah dibuka untuk wisatawan dengan melihat wisata vulkanologi.
Kondisinya masih saja banyak wisatawan jarang singgaj ke Bromo. Selain itu, banyak pengusaha yang mengharapkan agar situasi bromo bisa secepat mungkin kembali normal. Sehingga kerugian para pengusaha tidak terlalu besar.
“Sekarang banyak pegawai yang diliburkan akibat sepinya wisatawan. Kami sekarang tidak bisa membayar gaji karyawan yang bekerja,”paparnya.
(MAHFUD HIDAYATULLAH)