PROBOLINGGO | koranmadura.com – Kampung ramah anak di Kota Probolinggo terus berkembang pesat. Itu karena evaluasi rutin terus dilakukan. Inisiasi pembentukan kampung ramah anak berawal dari tahun 2015, yaitu di Kelurahan Jati, Kelurahan Sumber Wetan dan Kelurahan Pilang. Pembentukan kampung ramah anak berlanjut pada 2016 di Kelurahan Sumbertaman dan Kelurahan Tisnonegaran.
“Kampung ramah anak memiliki beberapa indikator yang terbagi dalam berbagai aspek, yaitu komitmen wilayah, hak sipil dan kebebasan untuk anak, lingkungan, keluarga dan pengasuhan alternatif, hak kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan, hak perlindungan khusus, budaya serta sarana dan prasarana,”ujar Wiwik Susilowati, Kasubid Pendidikan, Kebudayaan, Kesejahteraan Rakyat, pada Bappeda Kota Probolinggo, kepada wartawan, Minggu (27/3).
Wiwik Susilowati mengatakan, yang menjadi nilai tambah dari kampung ramah anak adalah membuat anak merasa lebih nyaman. Artinya anak harus nyaman di kampung sendiri. Selain menanamkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.
Pihaknya mencontohkan setelah adanya Kampung Ramah Anak, suasana lebih baik. Misalnya untuk orang dewasa yang merokok di sediakan di tempat tertentu. “Ini dilakukan untuk mengedukasi orang tua juga, jadi semua merasakan dampak positifnya,”ucapnya.
Tak hanya itu, kampung ramah anak Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, anak-anak juga di libatkan dalam berbagai kegiatan, seperti pendirian taman bacaan, kawasan rumah pangan lestari, taman bermain anak, panggung kesenian, balita sehat, dan gemar belajar.
Kegiatan kampung ramah anak Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kademangan, seperti bank sampah, taman bermain, kebun bibit desa, ketrampilan untuk anak putus sekolah. Begitu juga, di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, seperti gemar membaca, taman baca untuk balita, penanganan sampah, KRPL, dan suplai rutin makanan sehat bagi balita.
“Anak-anak di kampung ini lebih terarah aktivitasnya, dan hampir semua aktif ketika ada program. Agar anak-anak ini nyaman kita hadirkan berbagai kegiatan yang melibatkan anak secara langsung,”kata Wiwik Susilowati.
Rencana kegiatan kampung ramah anak tahun 2016, kata Wiwik Susilowati, dengan mendirikan taman bacaan yang merupakan salah satu fasilitas/sarana bagi anak-anak untuk menumbuhkan minat baca, dan sebagai upaya pemerintah untuk memberantas buta huruf di Kota Probolinggo, serta meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas anak melalui berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Penyelenggaraan taman bacaan bisa melalui partisipasi masyarakat, dukungan SKPD, dan CSR.Disediakan lokasi khusus yang bisa dijangkau dan nyaman bagi anak-akan untuk membaca. Dibentuk kepengurusan yang menangani TBA dibawah koordinasi pengurus kampung ramah anak,”imbuhnya.
Dampak positif ini juga dirasakan oleh warga. Salah satunya Kawansa, warga Kelurahan Jati ini, mengatakan, merasakan secara langsung dampak positif dari Kampung Ramah Anak.
“Sebelum adanya Kampung Ramah Anak kegitan anak-anak disini tidak terarah, yang paling nyata perubahan misalnya adalah saat ini anak-anak yang bermain vidio game. Sekarang ketika hari-hari besar anak-anak di luar kampung bermain vidio game, kalau disini tidak ada lagi,”tuturnya..
Beliau juga menambahkan bahwa suasana kampung menjadi lebih nyaman dan tertib. Ini berkat dari berjalanya Kampung Ramah Anak di wilayahnya. Ia juga mengatakan sebaiknya program Kampung Ramah Anak terus berjalan dan bisa lebih baik lagi kedepan.
“Saya berharap Kampung Ramah Anak tetap berjalan dan ditingkatkan lagi, supaya anak-anak disini bisa lebih terarah dan ada bimbingan dari orang yang lebih dewasa,” sebutnya dengan penuh harapan.
Bahkan, lokasi kampung ramah anak bisa menjadi sasaran prioritas program SKPD terkait. Mekanisme pembentukannya tidak dengan penunjukan, melainkan dengan kesadaran masyarakat.
“Kami undang warga yang ada untuk datang ke pertemuan. Di pertemuan itu, kami sosialisasikan indikator Kampung Ramah Anak supaya dapat menilai dirinya sendiri,” papar Kawansa. (M. Hisbullah Huda)